DAKWAH APOLOGET ISLAM

AMAR MA'RUF NAHI MUNGKAR

Minggu, 01 Desember 2024

AL-QUR'AN SURAT ALI 'IMRON AYAT 55

 Ada syubhat yang di munculkan beberapa oknum kristian yaitu mereka menyimpulkan kalau dalam Al-Qur'an surat Ali 'Imron ayat 55 itu di tujukan untuk orang kafir bahkan menjadikan ayat tersebut untuk membenarkan kekristenan.

Kita akan coba bahas di sini sedetail mungkin tentang Al-Qur'an surat Ali 'Imron ayat 55 ini.

اِذْ قَالَ اللّٰهُ يٰعِيْسٰٓى اِنِّيْ مُتَوَفِّيْكَ وَرَافِعُكَ اِلَيَّ وَمُطَهِّرُكَ مِنَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا وَجَاعِلُ الَّذِيْنَ اتَّبَعُوْكَ فَوْقَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْٓا اِلٰى يَوْمِ الْقِيٰمَةِ ۚ ثُمَّ اِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَاَحْكُمُ بَيْنَكُمْ فِيْمَا كُنْتُمْ فِيْهِ تَخْتَلِفُوْنَ

(Ingatlah), ketika Allah berfirman, “Wahai Isa! Aku mengambilmu dan mengangkatmu kepada-Ku, serta menyucikanmu dari orang-orang yang kafir, dan menjadikan orang-orang yang mengikutimu di atas orang-orang yang kafir hingga hari Kiamat. Kemudian kepada-Ku engkau kembali, lalu Aku beri keputusan tentang apa yang kamu perselisihkan.”

إِذْ adalah lafadz yang memiliki 2 bentuk bisa sebagai isim dan juga huruf.

1. Sebagai isim, bisa masuk pada jumlah ismiyah ataupun fi’liyah

• Zorof Zaman untuk waktu lampau

إذْ أَوَى الفِتْيَةُ إلى الكَهْف

• Zorof Zaman untuk waktu yang akan datang, bermakna إذَا, namun ini keberadaannya jarang,

فَسَوْفَ يَعْلَمُوْن إذِ الأغْلالُ في أعْناقِهم

Beberapa keadaan I’rob dari إذْ :

• Maf’ul bih, khusus setelah fiil اُذْكُرْ

واذْكُرُوْا إذْ كُنْتُم قَلِيْلًا فكَثَّرَكم

• Badal, apabila terdapat maf’ul bih dari fiil اذْكُر

واذكُرْ في الكتابِ مريمَ إذِ انْتَبَذَتْ من أهْلِها مَكانًا شَرْقِيًّا

Maka إذْ pada contoh pertama adalah badal dari مَرْيَم

واذْكْرْ عَبْدَنا أيُّوْبَ إذْ نَادَى ربَّه أنِّيْ مسَّنِيَ الشَّيْطانُ

dan pada contoh kedua adalah badal dari أيُّوْب

• Mudhof Ilaih, kebanyakan jatuh setelah بَعْد، حِيْنَ، dan يَوْم

رَبَّنا لا تزِغْ قلوبَنا بعد إذْ هدَيْتَنا

فلولا إذا بلغتِ الحُلْقُوْمَ وأنتم حِيْنَئِذٍ تنظُرُوْن

يَوْمَئِذٍ يَوَدُّ الذين كَفَرُوْا وعصَوُا الرَّسولَ لو تُسَوَّى بهم الأرْضُ

2. Sebagai huruf, terdapat dua sisi

• Huruf Fuja’iyah حرْفُ الفُجَائيَّة yaitu bermakna “tiba-tiba” biasanya datang setelah بَيْنا، بَيْنما semisal perkataan Umar bin Khottob رضي الله عنه

بَيْنَما جُلُوْسٌ عند رسولِ الله ﷺ ذاتَ يوْمٍ إذْ طَلَعَ عليْنا رَجُلٌ شَدِيْدُ بَياضِ الثِّيَاب

Dan juga ucapan Penyair

استقْدِر اللهَ خيرًا وارضَيَنَّ به ** فبينما العشْرُ إذ دارت مياسِيْرُ

• Huruf Ta’lil حرْفُ التَّعْلِيْل yaitu bermakna “sebab”

لنْ يَنْفَعَكم اليوْمَ إذْ ظَلمْتم أنّكم في العذاب مُشْتَرِكُوْن Yaitu لِظُلْمِكم

ضَرَبْتُهُ إذْ أسَاءَ Yaitu لِإسَاءَتِه

Diantara contohnya adalah ucapan Farazdaq

فأصْبَحُوْا قد أعاد اللّهُ نعمتَهم ** إذ هم قُرَيْشٌ وإذ ما مثلُهم بشرُ

Sebenarnya dalam firman Allah ini adalah sedang menceritakan "KISAH NABI ISA DENGAN KAUMNYA YANG BERIMAN DAN YANG KAFIR".Jadi kalau kita amati dan cermat ferikop ayat ini adalah di mulai dari ayat 52-58.Baiklah kita akan bahas isi kandungan maupun hikmah-hikmahnya.

KISAH NABI ISA DENGAN KAUMNYA YANG BERIMAN DAN YANG KAFIR

Al-Qur'an surat Ali 'Imron ayat 52-58

فَلَمَّآ اَحَسَّ عِيْسٰى مِنْهُمُ الْكُفْرَ قَالَ مَنْ اَنْصَارِيْٓ اِلَى اللّٰهِ ۗ قَالَ الْحَوَارِيُّوْنَ نَحْنُ اَنْصَارُ اللّٰهِ ۚ اٰمَنَّا بِاللّٰهِ ۚ وَاشْهَدْ بِاَنَّا مُسْلِمُوْنَ

Maka ketika Isa merasakan keingkaran mereka (Bani Israil), dia berkata, “Siapakah yang akan menjadi penolong untuk (menegakkan agama) Allah?” Para Hawariyyun (sahabat setianya) menjawab, “Kamilah penolong (agama) Allah. Kami beriman kepada Allah, dan saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang Muslim.52

فَلَمَّآ أَحَسَّ علم عيسى مِنْهُمُ الكفر وأرادوا قتله قَالَ مَنْ أَنصَارِى أعواني ذاهبا إِلَى الله لأنصر دينه قَالَ الحواريون نَحْنُ أَنْصَارُ الله أعوان دينه وهم أصفياء عيسى أوّل من آمن به وكانوا اثني عشر رجلاً، من ( الحُوْر ) وهو البياض الخالص وقيل كانوا قصارين يحورون الثياب أي يبيضونها ءَامَنَّا صدقنا بالله واشهد يا عيسى بِأَنَّا مُسْلِمُونَ

(Maka tatkala diketahui oleh Isa kekafiran mereka) dan mereka bermaksud hendak membunuhnya (katanya, "Siapakah yang bersedia menjadi pembela-pembela aku) penolong-penolong aku (kepada Allah.") untuk menegakkan agama-Nya? (Berkata orang-orang Hawari, "Kamilah pembela-pembela Allah) artinya penolong-penolong agama-Nya dan mereka ini ialah teman-teman dekat Isa dan yang mula-mula beriman kepadanya. Jumlah mereka 12 orang, dan 'hawari' itu asalnya dari kata-kata 'hur' yang berarti putih bersih. Ada pula yang mengatakan bahwa mereka itu adalah orang yang pendek-pendek dan selalu memakai pakaian putih (Kami beriman kepada Allah dan saksikanlah) wahai Isa (bahwa kami orang-orang Islam).

رَبَّنَآ اٰمَنَّا بِمَآ اَنْزَلْتَ وَاتَّبَعْنَا الرَّسُوْلَ فَاكْتُبْنَا مَعَ الشّٰهِدِيْنَ

Ya Tuhan kami, kami telah beriman kepada apa yang Engkau turunkan dan kami telah mengikuti Rasul, karena itu tetapkanlah kami bersama golongan orang yang memberikan kesaksian.”53

رَبَّنَآ ءامَنَّآ بِمَا أَنزَلَتَ من الإنجيل واتبعنا الرسول عيسى فاكتبنا مَعَ الشاهدين لك بالوحدانية ولرسولك بالصدق

(Wahai Tuhan kami, kami telah beriman kepada apa yang Engkau turunkan) yakni Injil (dan telah kami ikuti rasul) yaitu Isa (maka catatlah kami ke dalam golongan orang-orang yang menjadi saksi) tentang keesaan-Mu dan kebenaran rasul-Mu." Firman Allah swt.:

وَمَكَرُوْا وَمَكَرَ اللّٰهُ ۗوَاللّٰهُ خَيْرُ الْمَاكِرِيْنَ

Dan mereka (orang-orang kafir) membuat tipu daya, maka Allah pun membalas tipu daya. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya.54

قال تعالى وَمَكَرُواْ أي كفار بني إسرائيل بعيسى إذ وكلوا به من يقتله غيلة وَمَكَرَ الله بهم بأن ألقى شبه عيسى على من قصد قتله فقتلوه، وَرَفَعَ عيسى إلى السماء والله خَيْرُ الماكرين أعلمهم به

(Mereka mengatur tipu daya) maksudnya orang-orang kafir dari golongan Bani Israil terhadap Isa karena menunjuk orang yang akan membunuhnya secara diam-diam (dan Allah membalas tipu daya mereka) dengan jalan mengubah muka seorang seperti Isa sehingga mereka bunuh sedangkan Isa diangkat ke langit (dan Allah sebaik-baik yang membalas tipu daya.)

اِذْ قَالَ اللّٰهُ يٰعِيْسٰٓى اِنِّيْ مُتَوَفِّيْكَ وَرَافِعُكَ اِلَيَّ وَمُطَهِّرُكَ مِنَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا وَجَاعِلُ الَّذِيْنَ اتَّبَعُوْكَ فَوْقَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْٓا اِلٰى يَوْمِ الْقِيٰمَةِ ۚ ثُمَّ اِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَاَحْكُمُ بَيْنَكُمْ فِيْمَا كُنْتُمْ فِيْهِ تَخْتَلِفُوْنَ

(Ingatlah), ketika Allah berfirman, “Wahai Isa! Aku mengambilmu dan mengangkatmu kepada-Ku, serta menyucikanmu dari orang-orang yang kafir, dan menjadikan orang-orang yang mengikutimu di atas orang-orang yang kafir hingga hari Kiamat. Kemudian kepada-Ku engkau kembali, lalu Aku beri keputusan tentang apa yang kamu perselisihkan.”55

اذكر إِذْ قَالَ الله ياعيسى إِنِّي مُتَوَفِّيكَ قابضك وَرَافِعُكَ إِلَىَّ من الدنيا من غير موت وَمُطَهِّرُكَ مُبْعدك مِنَ الذين كَفَرُواْ وَجَاعِلُ الذين اتبعوك صدّقوا بنبوّتك من المسلمين والنصارى فَوْقَ الذين كَفَرُواْ وهم اليهود يعلونهم بالحجة والسيف إلى يَوْمِ القيامة ثُمَّ إِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَأَحْكُمُ بَيْنَكُمْ فِيمَا كُنتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ من أمر الدين

Ingatlah! (Ketika Allah berfirman, "Sesungguhnya Aku akan mewafatkanmu) memegangmu (dan mengangkatmu kepada-Ku) yakni dari dunia tanpa mengalami kematian (dan menyucikanmu) atau menjauhkanmu (dari orang-orang yang kafir serta menjadikan orang-orang yang mengikutimu) artinya yang membenarkan kenabianmu di antara kaum muslimin dan orang-orang Nasrani (di atas orang-orang yang kafir) kepadamu, yakni orang-orang Yahudi; orang-orang yang percaya kepada kenabian Isa itu dapat mengalahkan mereka dengan berbagai hujah dan dengan mata pedang (sampai hari kiamat kemudian kepada Akulah kamu kembali lalu Kuputuskan di antara kamu apa-apa yang selalu kamu perbantahkan.) yakni tentang keagamaan.

فَاَمَّا الَّذِيْنَ كَفَرُوْا فَاُعَذِّبُهُمْ عَذَابًا شَدِيْدًا فِى الدُّنْيَا وَالْاٰخِرَةِۖ وَمَا لَهُمْ مِّنْ نّٰصِرِيْنَ

Maka adapun orang-orang yang kafir, maka akan Aku azab mereka dengan azab yang sangat keras di dunia dan di akhirat, sedang mereka tidak memperoleh penolong.56

فَأَمَّا الذين كَفَرُواْ فَأُعَذِّبُهُمْ عَذَاباً شَدِيداً فِي الدنيا بالقتل والسبي والجزية والأخرة بالنار وَمَا لَهُم مِّن ناصرين مانعين منه

(Adapun orang-orang yang kafir maka akan Kusiksa mereka dengan siksaan berat di dunia) dengan pembunuhan, penawanan dan pembayaran upeti (dan di akhirat) dengan api neraka (dan tidaklah mereka mempunyai penolong) yang akan membela dan mempertahankan mereka dari siksa yang berat itu.

وَاَمَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ فَيُوَفِّيْهِمْ اُجُوْرَهُمْ ۗ وَاللّٰهُ لَا يُحِبُّ الظّٰلِمِيْنَ

Dan adapun orang yang beriman dan melakukan kebajikan, maka Dia akan memberikan pahala kepada mereka dengan sempurna. Dan Allah tidak menyukai orang zalim.57

أَمَّا الذين ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ الصالحات فَيُوَفِّيهِمْ بالياء والنون أُجُورَهُمْ والله لاَ يُحِبُّ الظالمين أي يعاقبهم . روي أن الله تعالى أرسل إليه سحابة فرفعته فتعلّقت به أُمُّه وبكت فقال إن القيامة تجمعنا ، وكان ذلك ليلة القدر ببيت المقدس وله ثلاث وثلاثون سنة ، وعاشت أُمُّه بعده ست سنين . وروى الشيخان حديث « أنه ينزل قرب الساعة ويحكم بشريعة نبينا ويقتل الدجال والخنزير ويكسر الصليب ويضع الجزية » وفي حديث مسلم : « أنه يمكث سبع سنين » وفي حديث عن أبي داود الطيالسي « أربعين سنة ويتوفى ويصلى عليه » فيحتمل أن المراد مجموع لبثه في الأرض قبل الرفع وبعده

(Adapun orang-orang yang beriman dan beramal saleh, maka Allah akan menyempurnakan) dengan memakai ya dan nun (pahala-pahala mereka dan Allah tidak menyukai orang-orang yang aniaya.") artinya Allah akan menyiksa mereka. Diriwayatkan bahwa Allah swt. mengirim kepadanya satu lapis awan yang membawanya naik. Ibunya bergantung kepadanya dan menangis, maka katanya, "Hari kiamat akan mempertemukan kita kembali." Waktu itu ialah malam lailatulkadar dan terjadinya di Baitulmakdis dalam usianya yang ke 33 tahun. Sepeninggal ibunya masih hidup selama enam tahun. Bukhari dan Muslim meriwayatkan sebuah hadis bahwa ia akan turun nanti dekat hari kiamat dan akan melaksanakan hukum menurut syariat nabi kita. Ia akan membunuh dajal dan babi dan akan menghancurkan tiang salib dan menghapuskan upeti. Menurut hadis Muslim lamanya kembali itu ialah tujuh tahun sedangkan menurut hadis Abu Daud Ath-Thayalisi 40 tahun lalu ia wafat dan disalatkan. Ada kemungkinan bahwa yang dimaksud dengannya ialah keseluruhan lamanya tinggal di bumi baik sebelum maupun sesudah diangkat.

ذٰلِكَ نَتْلُوْهُ عَلَيْكَ مِنَ الْاٰيٰتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ

Demikianlah Kami bacakan kepadamu (Muhammad) sebagian ayat-ayat dan peringatan yang penuh hikmah.58

ذلك المذكور من أمر عيسى نَتْلُوهُ نقصُّه عَلَيْكَ يا محمد مِنَ الأيات حال من الهاء في (نتلوه) وعامله ما في (ذلك) من معنى الإشارة والذكر الحكيم المحكم أي القرآن

(Demikianlah) perihal Isa yang Kami sebutkan itu (Kami bacakan) Kami kisahkan (kepadamu) hai Muhammad (sebagian dari tanda-tanda) menjadi hal dari dhamir yang terdapat pada natluuhu sedangkan amilnya apa yang terkandung di dalamnya berupa isyarat (dan peringatan yang penuh hikmah) yakni Alquran.

Sebab Turunnya Ayat 58

Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Hasan al-Bashri, ia berkata, "Suatu ketika, Rasulullah saw datang kepada dua pendeta Najran, lalu salah satunya berkata kepada beliau, "Siapakah bapak Isa?" Namun, Rasulullah saw. tidak tergesa-gesa untuk langsung menjawabnya, hingga beliau meminta jawabannya terlebih dahulu kepada Allah SWT, lalu turunlah kepada beliau ayat 58-60 dari surah Ali 'lmran ini." Di dalam pembahasan sebab turunnya ayat 59 dan 60, akan dibahas tentang penjelasan riwayat-riwayat lainnya.

Persesuaian Ayat

Setelah menjelaskan tentang keistimewaan dan mukjizat-mukjizat Nabi Isa ?.s., maka selanjutnya di dalam ayat ini, Allah SWT menjelaskan tentang kisah Nabi Isa a.s. beserta kaumnya. Nabi Isa a.s. menyeru mereka untuk beriman, lalu ada sebagian yang beriman dan ada sebagian lagi yang kufur dan berpaling. Lalu kisah tentangbagaimana Nabi Isa a.s. menerima berbagai bentuk permusuhan, intimidasi bahkan rencana untuk membunuhnya. Kisah tentang bagaimana Allah SWT menyelamatkan dirinya dari kaum kafir dan mengangkatnya kepada-Nya. Tentang ancaman siksa yang keras bagi orang-orang kafir dan pahala bagi orangorang yang beriman. Semua ini mengandung semacam penghibur dan keramahan untuk Rasulullah saw dan penegasan bahwa dalil dan bukti-bukti saja tidak cukup membawa kepada keimanan. Akan tetapi, di samping itu semua, harus ada hidayah dan taufik dari Allah SWT.

Tafsir dan Penjelasan 

Ketika Nabi Isa a.s. mengetahui dan menyadari sikap kaumnya, bani Israel yang tetap bersikukuh di dalam kekufuran dan kesesatan, maka ia ingin mengetahui secara jelas dan pasti, siapa saja yang memang benar-benar beriman kepada dakwahnya. Ia berkata, "siapakah yang benar-benar bersedia mengikutiku menuju kepada Allah SWT dan siapakah yang benar-benar bersedia menolongku untuk berlindung dan kembali kepada-Nya? Secara substantil yang dimaksudkan oleh Nabi Isa a.s' adalah, siapakah para penolongku dalam menyampaikan dakwah kepada Allah SWT?" Hal ini, seperti perkataan Rasulullah saw. pada musim-musim haji sebelum beliau hijrah, "siapakah yang bersedia memberiku perlindungan dan pertolongan agar aku bisa menyampaikan firman Tuhanku? Karena kaum Quraisy menghalang-halangiku untuk menyampaikan firman Tuhanku." Lalu beliau menemukan para sahabat Anshar yang bersedia memberi beliau perlindungan dan pertolongan, lalu beliau pun berhijrah kepada mereka dan mereka pun menghiburbeliau dan melindungi beliau dari gangguan para musuh.

Begitulah, Nabi Isa a.s. menyeru kepada sekelompok dari kaum bani Israel untuk bersedia menolongnya, lalu mereka pun beriman kepadanya, membantunya dan menolongnya, seperti yang dijelaskan di dalam sebuah ayat lain, Al-Qur'an surat Ash-shoff ayat 14

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُوْنُوْٓا اَنْصَارَ اللّٰهِ كَمَا قَالَ عِيْسَى ابْنُ مَرْيَمَ لِلْحَوَارِيّٖنَ مَنْ اَنْصَارِيْٓ اِلَى اللّٰهِ ۗقَالَ الْحَوَارِيُّوْنَ نَحْنُ اَنْصَارُ اللّٰهِ فَاٰمَنَتْ طَّاۤىِٕفَةٌ مِّنْۢ بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ وَكَفَرَتْ طَّاۤىِٕفَةٌ ۚفَاَيَّدْنَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا عَلٰى عَدُوِّهِمْ فَاَصْبَحُوْا ظَاهِرِيْنَ

Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu penolong-penolong (agama) Allah sebagaimana Isa putra Maryam telah berkata kepada pengikut-pengikutnya yang setia, “Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku (untuk menegakkan agama) Allah?” Pengikut-pengikutnya yang setia itu berkata, “Kamilah penolong-penolong (agama) Allah,” lalu segolongan dari Bani Israil beriman dan segolongan (yang lain) kafir; lalu Kami berikan kekuatan ke-pada orang-orang yang beriman terhadap musuh-musuh mereka, sehingga mereka menjadi orang-orang yang menang.

Al-Hawaariyyuun (para sahabat atau pengikut setia atau para penolong Nabi Isa a.s.) berkata, "Kami adalah orang-orang yang akan menolong agama Allah SWT dan kami adalah para tentara-Nya yang tulus dan setia yang akan mendukung dan menguatkan dakwahmu. Kami beriman kepada Allah SWT dan keesaan-Nya dengan keimanan yang benar. Bersaksilah bahwa kami adalah orangorang Muslim." Maksudnya orang-orang yang tunduk dan taat kepada perintah-perintahNya. Inti ajaran Islam merupakan sesuatu yang disepakati di antara seluruh agama. Kemudian mereka mendekatkan diri kepada Allah SWT seraya berkata, "Ya Tuhan kami, kami beriman dan membenarkan apa saja yang Engkau turunkan di dalam kitabMu, kami taat dan mengikuti rasul-Mu, Isa a.s.. Oleh karena itu, masukkanlah kami ke dalam kelompok orang-orang yang bersaksi akan kebenaran para Nabi-Mul' Di dalam ayat ini, disebutkan bahwa mereka mengikuti dan menaati rasul-Nya, Isa a.s.. Hal ini menjadi bukti akan kebenaran keimanan mereka. Karena keimanan menghendaki amal dan menjalankan apa yang diperintahkan.

Kemudian Allah SWT menjelaskan tentang tipu daya dan konspirasi sekelompok dari kaum bani Israel untuk membunuh Nabi Isa a.s.. Konspirasi mereka ini diawali dengan mengadukan isu tidak benar kepada sang Raja yang waktu itu juga kafir bahwa ada seorang laki-laki (maksudnya Nabi Isa a.s.) yang berusaha menyesatkan orangorang, mengagitasi dan menghasut mereka agar membangkang kepada sang Raja, merusak kondisi rakyat dan menghancurkan hubungan antara orang tua dan anak. Ini adalah tipu daya dan konspirasi mereka untuk membunuh Nabi Isa a.s. dengan cara menyewa pembunuh bayaran yang akan membunuh Nabi Isa a.s. ketika ia sedang lengah. Namun, Allah SWT mementahkan dan menggagalkan konspirasi serta rencana busuk mereka tersebut. Tatkala sang Raja mengutus beberapa orang untuk mencari dan menangkap Nabi Isa a.s. untuk disalib dan disiksa hingga mati. Maka, kemudian tatkala mereka telah mengepung tempat tinggal Nabi Isa a.s., dan mengira bahwa mereka pasti akan berhasil menangkapnya, maka ketika itu, Allah SWT menyerupakan salah seorang di antara orang-orang yang bersama Nabi Isa a.s. saat itu, menyerupakannya dengan Nabi Isa a.s. Begitulah, Allah SWT akhirnya menyelamatkan Nabi Isa a.s. dari mereka dan mengangkatnya ke langit.

Sesungguhnya Allah SWT sebaikbaik pembuat rencana dan paling kuasa merealisasikannya, paling baik dan kuat buatan-Nya, paling kuasa untuk menimpakan keburukan kepada mereka, menyempurnakan hikmah-Nya, melaksanakan kehendak-Nya dan membiarkan mereka berada di dalam kesesatan dan kekeliruan prasangka, karena mereka memiliki keyakinan telah berhasil menangkap orang yang menjadi target mereka dan berhasil merealisasikan keinginan mereka untuk membunuhnya. Padahal yang mereka tangkap dan mereka bunuh sejatinya bukanlah Nabi Isa a.s., akan tetapi, orang yang diserupakan dengan Nabi Isa a.s..

Abu Hayyan berkata, "Maksud ayat ini adalah bahwa Allah SWT sebaik-baik pemberi balasan, orang-orang yang berbuat baik dibalas dengan kebaikan, sedangkan para pelaku kejelekan dibalas dengan adil sesuai dengan perbuatan mereka. Karena dalam semua ini, apa yang diperbuat Allah SWT adalah hak. Sedangkan al-Makru (tipu daya) yang dilakukan manusia bisa dikatakan semuanya merupakan bentuk perbuatan yang batil.

Kemudian Allah SWT menjelaskan tentang dirafa'atau diangkatnya Nabi Isa a.s. ke langit dan berkata kepada Nabi Muhammad saw "Sebutkan wahai Muhammad ketika Allah SWT berfirman kepada Nabi Isa a.s., "sesungguhnya Kami memberikan ajalmu [usia hidup) secara sempurna dan Aku mengangkatmu kepadaKu." Hal ini mengandung berita gembira bagi Nabi Isa a.s. bahwa dirinya diselamatkan dari konspirasi dan rencana busuk mereka untuk membunuhnya.

اِنَّ هٰذَا لَهُوَ الْقَصَصُ الْحَقُّ ۚ وَمَا مِنْ اِلٰهٍ اِلَّا اللّٰهُ ۗوَاِنَّ اللّٰهَ لَهُوَ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ

Ulama tafsir memiliki dua pandangan seputar tafsir atau ta'wil ayat ini,

1. Di dalam ayat ini terdapat bentuk At-Taqdiim (mendahulukan) dan At-Ta'khiir (mengakhirkan), maksudnya adalah mendahulukan kata yang seharusnya diakhirkan, dalam hal ini adalah kata "mutawaffiika," dan sebaliknya, mengakhirkan kata yang seharusnya didahulukan, dalam hal ini adalah kata, "raafi'uka wo muthahhiruka." jadi, kirakira ta'wil atau tafsir ayat ini adalah, 

اِنِّيْ وَرَافِعُكَ اِلَيَّ وَمُطَهِّرُكَ مِنَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْاوَمُتَوَفِّيْكَ بَعدَاَنْ تَنْزِلَ مِنَ السَمَاءِ

"sesungguhnya Aku mengangkatmu kepada-Ku, membersihkan kamu dari orangorang kafir dan mematikanmu setelah kamu turun dari langit."

اِذْ قَالَ اللّٰهُ يٰعِيْسٰٓى اِنِّيْ مُتَوَفِّيْكَ وَرَافِعُكَ اِلَيَّ وَمُطَهِّرُكَ مِنَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا وَجَاعِلُ الَّذِيْنَ اتَّبَعُوْكَ فَوْقَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْٓا اِلٰى يَوْمِ الْقِيٰمَةِ ۚ ثُمَّ اِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَاَحْكُمُ بَيْنَكُمْ فِيْمَا كُنْتُمْ فِيْهِ تَخْتَلِفُوْنَ

(Ingatlah), ketika Allah berfirman, “Wahai Isa! Aku mengambilmu dan mengangkatmu kepada-Ku, serta menyucikanmu dari orang-orang yang kafir, dan menjadikan orang-orang yang mengikutimu di atas orang-orang yang kafir hingga hari Kiamat. Kemudian kepada-Ku engkau kembali, lalu Aku beri keputusan tentang apa yang kamu perselisihkan.”55

l'roob

اِذْ قَالَ اللّٰهُ kata اِذْ berta'alluq (Ta’alluq menurut bahasa ialah; bergantung, berkaitan, bertalian berhubungan atau tercapai) dengan fi'il (kata kerja) yang ditaqdirkan (dikira-kirakan keberadaannya), yaitu اُذْكُرْاِنِّيْ مُتَوَفِّيْكَ وَرَافِعُكَ اِلَيَّ

وَجَاعِلُ الَّذِيْنَ اتَّبَعُوْكَ فَوْقَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْٓا memiliki dua kemungkinan, bisa di'athofkan kepada kata sebelumnya. Maka, firman ini ditujukan kepada Nabi Muhammad saw., sedangkan firman sebelumnya ditujukan kepada Nabi Isa a.s., Atau bisa di'athofkan kepada kata مُتَوَفِّيْكَ kalau begitu, kedua firman ini ditujukan kepada Nabi Isa a.s..

ذكر إِذْ قَالَ الله ياعيسى إِنِّي مُتَوَفِّيكَ قابضك وَرَافِعُكَ إِلَىَّ من الدنيا من غير موت وَمُطَهِّرُكَ مُبْعدك مِنَ الذين كَفَرُواْ وَجَاعِلُ الذين اتبعوك صدّقوا بنبوّتك من المسلمين والنصارى فَوْقَ الذين كَفَرُواْ وهم اليهود يعلونهم بالحجة والسيف إلى يَوْمِ القيامة ثُمَّ إِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَأَحْكُمُ بَيْنَكُمْ فِيمَا كُنتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ من أمر الدين

Ingatlah! (Ketika Allah berfirman, "Ya 'Isa, Sesungguhnya Akulah mewafatkanmu) memegangmu (dan mengangkatmu kepada-Ku) yakni dari dunia tanpa mengalami kematian (dan menyucikanmu) atau menjauhkanmu (dari orang-orang yang kafir serta menjadikan orang-orang yang mengikutimu) artinya yang membenarkan kenabianmu di antara kaum muslimin dan orang-orang Nasrani (di atas orang-orang yang kafir) kepadamu, yakni orang-orang Yahudi; orang-orang yang percaya kepada kenabian Isa itu dapat mengalahkan mereka dengan berbagai hujah dan dengan mata pedang (sampai hari kiamat kemudian kepada Akulah kamu kembali lalu Kuputuskan di antara kamu apa-apa yang selalu kamu perbantahkan.) yakni tentang keagamaan.

Balaghoh

ثُمَّ اِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ terdapat Al-iltifat atau pengalihan dari penggunaan dhomiir ghoo'ibuun [kata ganti orang ketiga banyak) ke penggunaan bentuk dhomiir mukhoothobuun [kata ganti orang kedua banyak).

Sama halnya denga kalimat فَيُوَفِّيْهِمْ اُجُوْرَهُمْ pada ayat ke 57 وَاَمَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ فَيُوَفِّيْهِمْ اُجُوْرَهُمْ ۗ وَاللّٰهُ لَا يُحِبُّ الظّٰلِمِيْنَ di dalam susunan kata ini juga terdapat bentuk Al-lltifaat dari penggunaan dhomiir mutakallim wahdahu (kata ganti orang pertama tunggal) ke penggunaan dhomiirghoo'ib (kata ganti orang ketiga tunggal), sebagai bentuk penganeka ragaman kefasihan.

Mufrodaat Lughowiyyah

اِنِّيْ مُتَوَفِّيْكَ At-Tawaffiy arti dasarnya adalah mengambil sesuatu secara keseluruhan, kemudian digunakan untuk arti mematikan, seperti ayat,

اَللّٰهُ يَتَوَفَّى الْاَنْفُسَ حِيْنَ مَوْتِهَا وَالَّتِيْ لَمْ تَمُتْ فِيْ مَنَامِهَا ۚ فَيُمْسِكُ الَّتِي قَضٰى عَلَيْهَا الْمَوْتَ وَيُرْسِلُ الْاُخْرٰىٓ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّىۗ اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّقَوْمٍ يَّتَفَكَّرُوْنَ

Allah memegang nyawa (seseorang) pada saat kematiannya dan nyawa (seseorang) yang belum mati ketika dia tidur; maka Dia tahan nyawa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia lepaskan nyawa yang lain sampai waktu yang ditentukan. Sungguh, pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran) Allah bagi kaum yang berpikir.

Jadi, makna kata مُتَوَفِّيْكَ adalah قَابِضكَ yang berarti menggenggammu.وَرَافِعُكَ اِلَيَّ dan mengangkatmu dari dunia ini tanpa dalam keadaan mati. Jika memang Nabi Isa a.s. belum mati, maka berarti di dalam ayat ini terdapat apa yang disebut At-Taqdiim (mendahulukan sesuatu yang seharusnya terletak di akhir) dan At-Ta'khiir (mengakhirkan sesuatu yang seharusnya terletak di depan), yaitu mendahulukan kata mutawffiika atas kata roofi'uka. Jadi, kira-kira aslinya adalah seperti berikut, اِنِّيْ رَافِعُكَ اِلَيَّ وَمُتَوَفِّيْكَ yang artinya, bahwa sesungguhnya Aku mengangkatmu kepada-Ku dan mematikan-Mu. Jadi, huruf Athof wawu tidak menunjukkan arti At-Tartiib (urut). Namun, ada yang berpendapat bahwa maksud kata مُتَوَفِّيْكَ adalah قَابِضكَ yang berarti, menggenggammu. Maksud kata وَرَافِعُكَ اِلَيَّ adalah, mengangkatmu kepada kemuliaan-Ku.

وَمُطَهِّرُكَ مِنَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا maksudnya, menjauhkanmu, dan maksud menyucikan Nabi Isa a.s. dari orang-orang kafir adalah terbebas dan dirinya terlepas dari apa yang mereka tuduhkan kepada dirinya dengan menuduh ibundanya telah melakukan perzinaan. وَجَاعِلُ الَّذِيْنَ اتَّبَعُوْكَ maksudnya, orang-orang yang beriman dan membenarkan kenabianmu dari kaum Muslimin dan Nasroni. فَوْقَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْٓا maksudnya, orang-orang yang kafir kepadamu, yaitu kaum Yahudi. Yang dimaksud dengan Al-Fauqiyyah (keteratasan atau kemenangan) adalah kemenangan atas mereka dengan hujjah (bukti) dan. dengan pedang. فَاَحْكُمُ بَيْنَكُمْ فِيْمَا كُنْتُمْ فِيْهِ تَخْتَلِفُوْنَ mencakup perselisihan antara Al-Masih Isa a.s. dengan orang-orang yang berseberangan dan berselisih dengannya dan perselisihan antara para pengikut Nabi Isa a.s. dan orang-orang yang kafir kepadanya.

Maksudnya adalah bahwa Allah SWT mengangkat Nabi Isa a.s. ke langit jiwa dan raganya dalam keadaan hidup. Di akhir zaman nanti, ia akan turun kembali ke bumi untuk menegakkan syari'at Islam. kemudian setelah itu, Allah SWT mematikannya. Bentuk ta'wil atau penafsiran ini adalah seperti yang dijelaskan oleh beberapa hadits shahih. Di antaranya adalah, bahwa Rasulullah saw. bersabda,

اِنَّ عِيْسٰٓى لَمْ يَمُت, وَاِنَّهُ رَاجِعُ اِلَيكُمْ قَبلَ  يَوْمِ الْقِيٰمَةِ

"sesungguhnya Nabi Isa AS belum mati, ia akan kembali kepada kalian sebelum datangnya hari kiamat. "

2. Kata التَّوَفِّيْ di dalam ayat ini yang dimaksudkan adalah arti asalnya, yaitu mematikan, sedangkan yang dimaksud الرَافِعُ di dalam ayat ini adalah mengangkat ruh dan kedudukan atau martabatnya, bukan tempatnya, seperti firman oleh Allah SWT tentang Nabi Idris a,s.,QS. surat Maryam ayat 57

وَّرَفَعْنٰهُ مَكَانًا عَلِيًّا dan Kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi.

Juga seperti firman Allah SWT tentang kaum Mukminin, QS. surat Al-Qomar ayat 55

فِيْ مَقْعَدِ صِدْقٍ عِنْدَ مَلِيْكٍ مُّقْتَدِرٍ di tempat yang disenangi di sisi Tuhan Yang Mahakuasa.

Jadi, makna ayat ini adalah, sesungguhnya Aku mematikanmu dan menjadikanmu setelah mati di tempat yang tinggi dan luhur.

Namun, kebanyakan para ulama lebih menguatkan dan mendukung bentuk ta'wil yang pertama. Ada sebagian ulama, tepatnya Robi' bin Anas, berkata, "Yang dimaksud الْوَفِّة di dalam ayat ini adalah tidur; seperti firman Allah SWT QS. surat Al-An'am ayat 60

وَهُوَ الَّذِيْ يَتَوَفّٰىكُمْ بِالَّيْلِ وَيَعْلَمُ مَا جَرَحْتُمْ بِالنَّهَارِ ثُمَّ يَبْعَثُكُمْ فِيْهِ لِيُقْضٰٓى اَجَلٌ مُّسَمًّىۚ ثُمَّ اِلَيْهِ مَرْجِعُكُمْ ثُمَّ يُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ

Dan Dialah yang menidurkan kamu pada malam hari dan Dia mengetahui apa yang kamu kerjakan pada siang hari. Kemudian Dia membangunkan kamu pada siang hari untuk disempurnakan umurmu yang telah ditetapkan. Kemudian kepada-Nya tempat kamu kembali, lalu Dia memberitahukan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.

QS. surat Az-Zumar ayat 42

اَللّٰهُ يَتَوَفَّى الْاَنْفُسَ حِيْنَ مَوْتِهَا وَالَّتِيْ لَمْ تَمُتْ فِيْ مَنَامِهَا ۚ فَيُمْسِكُ الَّتِي قَضٰى عَلَيْهَا الْمَوْتَ وَيُرْسِلُ الْاُخْرٰىٓ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّىۗ اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّقَوْمٍ يَّتَفَكَّرُوْنَ

Allah memegang nyawa (seseorang) pada saat kematiannya dan nyawa (seseorang) yang belum mati ketika dia tidur; maka Dia tahan nyawa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia lepaskan nyawa yang lain sampai waktu yang ditentukan. Sungguh, pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran) Allah bagi kaum yang berpikir.

Rasulullah saw. jika bangun dari tidur maka beliau mengucapkan doa, 

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَحْيَانَا بَعْدَ مَا أَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ النُّشُوْرِ

Segala puji bagi Allah, yang telah membangunkan kami setelah menidurkan kami, dan kepada-Nya lah kami dibangkitkan.

Imam Al-Qurthubi berkata, "Pendapat yang benar adalah bahwa Allah SWT mengangkat Nabi Isa a.s. ke langit tidak dalam keadaan mati dan tidak pula dalam keadaan tidur." Pendapat ini juga yang dipilih oleh Imam Ath-Thobari dan pendapat yang benar yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a..

Allah SWT menyebutkan kisah seputar penyaliban dan pengangkatan Nabi Isa a.s. ke langit di dalam beberapa ayat lain, yaitu,

وَّبِكُفْرِهِمْ وَقَوْلِهِمْ عَلٰى مَرْيَمَ بُهْتَانًا عَظِيْمًاۙ

dan (Kami hukum juga) karena kekafiran mereka (terhadap Isa), dan tuduhan mereka yang sangat keji terhadap Maryam,

وَّقَوْلِهِمْ اِنَّا قَتَلْنَا الْمَسِيْحَ عِيْسَى ابْنَ مَرْيَمَ رَسُوْلَ اللّٰهِۚ وَمَا قَتَلُوْهُ وَمَا صَلَبُوْهُ وَلٰكِنْ شُبِّهَ لَهُمْ ۗوَاِنَّ الَّذِيْنَ اخْتَلَفُوْا فِيْهِ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ ۗمَا لَهُمْ بِهٖ مِنْ عِلْمٍ اِلَّا اتِّبَاعَ الظَّنِّ وَمَا قَتَلُوْهُ يَقِيْنًاۢ ۙ

dan (Kami hukum juga) karena ucapan mereka, “Sesungguhnya kami telah membunuh Al-Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah,” padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh adalah) orang yang diserupakan dengan Isa. Sesungguhnya mereka yang berselisih pendapat tentang (pembunuhan) Isa, selalu dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka benar-benar tidak tahu (siapa sebenarnya yang dibunuh itu), melainkan mengikuti persangkaan belaka, jadi mereka tidak yakin telah membunuhnya.

Maksud ayat 159 dari surah an-Nisaa' di atas adalah bahwa tidak ada seorang pun dari Ahli Kitab kecuali ia beriman kepada Nabi Isa a.s., yaitu ketika ia turun kembali ke bumi sebelum hari kiamat. Ketika itu, semua Ahli Kitab akan beriman kepada Nabi Isa a.s.. Karena ketika itu, Nabi Isa a.s. akan menghapus bentuk jizyah (upeti atau pajak) dan tidak akan menerima kecuali Islam.

Kemudian Allah SWT menjelaskan beberapa bentuk pemuliaan lainnya terhadap Nabi Isa a.s., yaitu Allah SWT akan menjadikan orang-orang yang beriman bahwa Nabi Isa a.s. adalah hamba dan utusan Allah SWT membenarkan ucapan-ucapannya dan mengikuti agamanya, Allah SWT akan menjadikan mereka ini orang-orang yang menang dan unggul atas orang-orang kafir. Maksudnya mereka dijadikan orang-orang yang lebih tinggi dan luhur daripada orangorang kafir. Keunggulan ini kemungkinan bersifat ruhaniyah, maksudnya mereka lebih tinggi dan unggul dibanding orang-orang kafir dalam hal keluhuran akhlak, kesempurnaan perilaku, dekatkepada kebenaran danjauh dari kebatilan. Atau kemungkinan bersifat duniawi, maksudnya, mereka adalah orang-orang yang memegang kekuasaan atas orang-orang kafir. Namun, keunggulan yang bersifat duniawi ini bukanlah sesuatu yang berkesinambungan dan terus-menerus berlaku di setiap waktu, yang mana kenyataan ini menguatkan bahwa keunggulan yang dimaksud adalah keunggulan yang bersifat ruhaniyah atau maknawiyah, bukan yang bersifat duniawi.

Keunggulan dalam hal akidah, luhurnya akhlak dan budi pekerti, kuatnya hujjah dan luhurnya derajat akan terus dimiliki oleh orang-orang yang beriman hingga hari kiamat.

Kemudian setelah itu, tempat kembali kalian semua adalah kepada-Ku pada hari kebangkitan. Lalu Aku akan memutuskan di antara kalian perkara-perkara agama yang kalian selalu berselisih tentangnya.

Kemudian Allah SWT menjelaskan balasan bagi orang yang benar dan yang salah. Adapun orang-orang yang kufur kepada Nabi Isa a.s. dan mendustakannya, mereka adalah kaum Yahudi, maka karena dosa-dosa mereka, bagi mereka siksa di dunia berupa menjadi umat yang hina, ditindas, dibunuh, ditawan, dan mereka dijadikan umat yang dikuasai oleh umat lain. Sedangkan di akhirat, mereka disiksa dengan api neraka jahannam. Di akhirat kelak, mereka tidak menemukan seorang penolong pun.

Adapun orang-orang yang beriman kepada Nabi Isa ?.s., membenarkan kenabiannya dan membenarkan apa yang ia bawa dari Tuhannya, mereka mengerjakan amal saleh dengan melaksanakan segala perintah dan meninggalkan segala larangan, maka Allah SWT akan memberikan kepada mereka pahala mereka secara penuh dan utuh tanpa sedikit pun terkurangi. 

Kemudian Allah SWT menegaskan dan menguatkan kembali penjelasan tentang balasan bagi orang-orang kafir; yaitu bahwa Allah SWT tidak menyukai orang-orang yang berbuat zalim. Maksudnya Allah SWT akan membalas mereka dengan hukuman yang sesuai dan pantas mereka terima secara adil. Atau maksudnya, Allah SWT tidak ingin menzalimi orang-orang yang berbuat zalim dengan menyiksa mereka lebih dari apa yang pantas mereka terima.

Pengisahan tentang Nabi Isa a.s' ini kami kisahkan kepadamu wahai Muhammad' Kisah ini merupakan bukti yang jelas dan kuat akan kebenaran kenabianmu. Karena kisah ini termasuk di dalam kandungan AlQur'an yang penuh hikmah yang menjelaskan berbagai sisi ibrah, keteladanan, hikmah dan pelajaran yang terdapat di dalam beritaberita dan hukum-hukum yang terkandung di Al-Qur'an. Dengan berita dan hukumhukum yang terkandung di dalam Al-Qur'an ini, kaum Mukminin mendapatkan petunjuk kepada kebenaran dan pengetahuan tentang rahasia syariat dan inti ajaran agama. Ayat ini mirip dengan ayat,

ذٰلِكَ عِيْسَى ابْنُ مَرْيَمَ ۚقَوْلَ الْحَقِّ الَّذِيْ فِيْهِ يَمْتَرُوْنَ

Itulah Isa putra Maryam, (yang mengatakan) perkataan yang benar, yang mereka ragukan kebenarannya.

مَا كَانَ لِلّٰهِ اَنْ يَّتَّخِذَ مِنْ وَّلَدٍ سُبْحٰنَهٗ ۗاِذَا قَضٰٓى اَمْرًا فَاِنَّمَا يَقُوْلُ لَهٗ كُنْ فَيَكُوْنُ ۗ

Tidak patut bagi Allah mempunyai anak, Mahasuci Dia. Apabila Dia hendak menetapkan sesuatu, maka Dia hanya berkata kepadanya, “Jadilah!” Maka jadilah sesuatu itu.

Fiqih Kehidupan atau Hukum'Hukum

Para pembawa dakwah Perbaikan dan reformasi, terutama para Nabi selalu dihadapkan pada berbagai bentuk gangguan, permusuhan, penolakan, penentangan, intimidasi, pengusiran dan usaha-usaha pembunuhan. Akan tetapi, hikmah Tuhan menghendaki kebaikan tidak akan bisa redup dan hilang. Maka, oleh karena itu, Allah SWT akan selalu mempersiapkan orang-orang yang menjadi pengikut setia dan pendukung bagi para pembawa dakwah perbaikan dan reformasi.

Seorang pemimpin perlu untuk mengenali dan mengetahui siapa saja orang-orang yang benar-benar ikhlas dan setia untuk menjadi pengikut dan pendukungnya, seperti yang dilakukan oleh Nabi Isa a.s. yang berusaha mengenali para pengikut setia dan para penolongnya. Agar ketika berada dalam kondisi krisis dan sulit, maka ia bisa mengandalkan mereka, sehingga mereka akan membantu memikul beban dakwah. Inilah yang dimaksud oleh ayat, مَنْ اَنْصَارِيْٓ اِلَى اللّٰهِ "siapakah Yang menjadi penolong-penolongku -di dalam menegakkan agama- Allah SWT?." Al-Qur'an surat Ali 'Imron ayat 52

فَلَمَّآ اَحَسَّ عِيْسٰى مِنْهُمُ الْكُفْرَ قَالَ مَنْ اَنْصَارِيْٓ اِلَى اللّٰهِ ۗ قَالَ الْحَوَارِيُّوْنَ نَحْنُ اَنْصَارُ اللّٰهِ ۚ اٰمَنَّا بِاللّٰهِ ۚ وَاشْهَدْ بِاَنَّا مُسْلِمُوْنَ

Ketika kaum bani Israel mengusir Nabi Isa a.s. dan ibundanya, Maryam, maka ia kembali lagi kepada mereka bersama al-Hawaariyyuun dan menyampaikan dakwah kepada mereka dengan terang-terangan. Hal ini menyebabkan mereka ingin membunuhnya dan mereka pun mengadakan konspirasi untuk itu. Ini adalah tipu daya dan konspirasi mereka. Adapun yang dimaksud dengan makrullaah [tipu daya Allah SWT) menurut al-Farra' adalah menipu dan memperdayakan hamba dengan membiarkannya pada keadaannya tanpa ia sadari. Sedangkan menurut Az-Zaiiai, yang dimaksud dengan makrullaah adalah menghukum mereka atas tipu daya yang mereka lakukan. Berarti hal ini masuk kategori menyebutkan sebab, tetapi yang dimaksudkan adalah akibatnya, seperti ayat Al-Qur'an surat Al-Baqoroh ayat 15

اَللّٰهُ يَسْتَهْزِئُ بِهِمْ وَيَمُدُّهُمْ فِيْ طُغْيَانِهِمْ يَعْمَهُوْنَ

Allah akan memperolok-olokkan mereka dan membiarkan mereka terombang-ambing dalam kesesatan.

Al-Qur'an surat An-Nisa ayat 142

اِنَّ الْمُنٰفِقِيْنَ يُخٰدِعُوْنَ اللّٰهَ وَهُوَ خَادِعُهُمْۚ وَاِذَا قَامُوْٓا اِلَى الصَّلٰوةِ قَامُوْا كُسَالٰىۙ يُرَاۤءُوْنَ النَّاسَ وَلَا يَذْكُرُوْنَ اللّٰهَ اِلَّا قَلِيْلًاۖ

Sesungguhnya orang munafik itu hendak menipu Allah, tetapi Allah-lah yang menipu mereka. Apabila mereka berdiri untuk salat, mereka lakukan dengan malas. Mereka bermaksud ria (ingin dipuji) di hadapan manusia. Dan mereka tidak mengingat Allah kecuali sedikit sekali.

Bentuk susunan bahasa seperti masuk kategori ungkapan Al-Musyaakalah (penyesuaian). Ini adalah pendapat yang masyhur, maksudnya pendapat mayoritas ulama'.

Yang benar menurut Para ulama, Yang masuk kategori ulama muhaqqiquun adalah bahwa Allah SWT. mengangkat Nabi Isa a.s' ke langit tidak dalam keadaan mati dan tidur. Pada akhir zaman, ia akan turun kembali ke bumi. Di dalam shahih Muslim diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a., ia berkata, "Rasulullah saw bersabda:

Mufrodaat Lughowiyyah

اِنِّيْ مُتَوَفِّيْكَ At-Tawaffiy arti dasarnya adalah mengambil sesuatu secara keseluruhan, kemudian digunakan untuk arti mematikan, seperti ayat,

اَللّٰهُ يَتَوَفَّى الْاَنْفُسَ حِيْنَ مَوْتِهَا وَالَّتِيْ لَمْ تَمُتْ فِيْ مَنَامِهَا ۚ فَيُمْسِكُ الَّتِي قَضٰى عَلَيْهَا الْمَوْتَ وَيُرْسِلُ الْاُخْرٰىٓ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّىۗ اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّقَوْمٍ يَّتَفَكَّرُوْنَ

Allah memegang nyawa (seseorang) pada saat kematiannya dan nyawa (seseorang) yang belum mati ketika dia tidur; maka Dia tahan nyawa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia lepaskan nyawa yang lain sampai waktu yang ditentukan. Sungguh, pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran) Allah bagi kaum yang berpikir.

Jadi, makna kata مُتَوَفِّيْكَ adalah قَابِضكَ yang berarti menggenggammu.وَرَافِعُكَ اِلَيَّ dan mengangkatmu dari dunia ini tanpa dalam keadaan mati. Jika memang Nabi Isa a.s. belum mati, maka berarti di dalam ayat ini terdapat apa yang disebut At-Taqdiim (mendahulukan sesuatu yang seharusnya terletak di akhir) dan At-Ta'khiir (mengakhirkan sesuatu yang seharusnya terletak di depan), yaitu mendahulukan kata mutawffiika atas kata roofi'uka. Jadi, kira-kira aslinya adalah seperti berikut, اِنِّيْ رَافِعُكَ اِلَيَّ وَمُتَوَفِّيْكَ yang artinya, bahwa sesungguhnya Aku mengangkatmu kepada-Ku dan mematikan-Mu. Jadi, huruf Athof wawu tidak menunjukkan arti At-Tartiib (urut). Namun, ada yang berpendapat bahwa maksud kata مُتَوَفِّيْكَ adalah قَابِضكَ yang berarti, menggenggammu. Maksud kata وَرَافِعُكَ اِلَيَّ adalah, mengangkatmu kepada kemuliaan-Ku.

وَمُطَهِّرُكَ مِنَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا maksudnya, menjauhkanmu, dan maksud menyucikan Nabi Isa a.s. dari orang-orang kafir adalah terbebas dan dirinya terlepas dari apa yang mereka tuduhkan kepada dirinya dengan menuduh ibundanya telah melakukan perzinaan. وَجَاعِلُ الَّذِيْنَ اتَّبَعُوْكَ maksudnya, orang-orang yang beriman dan membenarkan kenabianmu dari kaum Muslimin dan Nasroni. فَوْقَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْٓا maksudnya, orang-orang yang kafir kepadamu, yaitu kaum Yahudi. Yang dimaksud dengan Al-Fauqiyyah (keteratasan atau kemenangan) adalah kemenangan atas mereka dengan hujjah (bukti) dan. dengan pedang. فَاَحْكُمُ بَيْنَكُمْ فِيْمَا كُنْتُمْ فِيْهِ تَخْتَلِفُوْنَ mencakup perselisihan antara Al-Masih Isa a.s. dengan orang-orang yang berseberangan dan berselisih dengannya dan perselisihan antara para pengikut Nabi Isa a.s. dan orang-orang yang kafir kepadanya.

Maksudnya adalah bahwa Allah SWT mengangkat Nabi Isa a.s. ke langit jiwa dan raganya dalam keadaan hidup. Di akhir zaman nanti, ia akan turun kembali ke bumi untuk menegakkan syari'at Islam. kemudian setelah itu, Allah SWT mematikannya. Bentuk ta'wil atau penafsiran ini adalah seperti yang dijelaskan oleh beberapa hadits shahih. Di antaranya adalah, bahwa Rasulullah saw. bersabda,

اِنَّ عِيْسٰٓى لَمْ يَمُت, وَاِنَّهُ رَاجِعُ اِلَيكُمْ قَبلَ  يَوْمِ الْقِيٰمَةِ

"sesungguhnya Nabi Isa AS belum mati, ia akan kembali kepada kalian sebelum datangnya hari kiamat. "

2. Kata التَّوَفِّيْ di dalam ayat ini yang dimaksudkan adalah arti asalnya, yaitu mematikan, sedangkan yang dimaksud الرَافِعُ di dalam ayat ini adalah mengangkat ruh dan kedudukan atau martabatnya, bukan tempatnya, seperti firman oleh Allah SWT tentang Nabi Idris a,s.,QS. surat Maryam ayat 57

وَّرَفَعْنٰهُ مَكَانًا عَلِيًّا dan Kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi.

Juga seperti firman Allah SWT tentang kaum Mukminin, QS. surat Al-Qomar ayat 55

فِيْ مَقْعَدِ صِدْقٍ عِنْدَ مَلِيْكٍ مُّقْتَدِرٍ di tempat yang disenangi di sisi Tuhan Yang Mahakuasa.

Jadi, makna ayat ini adalah, sesungguhnya Aku mematikanmu dan menjadikanmu setelah mati di tempat yang tinggi dan luhur.

Namun, kebanyakan para ulama lebih menguatkan dan mendukung bentuk ta'wil yang pertama. Ada sebagian ulama, tepatnya Robi' bin Anas, berkata, "Yang dimaksud الْوَفِّة di dalam ayat ini adalah tidur; seperti firman Allah SWT QS. surat Al-An'am ayat 60

وَهُوَ الَّذِيْ يَتَوَفّٰىكُمْ بِالَّيْلِ وَيَعْلَمُ مَا جَرَحْتُمْ بِالنَّهَارِ ثُمَّ يَبْعَثُكُمْ فِيْهِ لِيُقْضٰٓى اَجَلٌ مُّسَمًّىۚ ثُمَّ اِلَيْهِ مَرْجِعُكُمْ ثُمَّ يُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ

Dan Dialah yang menidurkan kamu pada malam hari dan Dia mengetahui apa yang kamu kerjakan pada siang hari. Kemudian Dia membangunkan kamu pada siang hari untuk disempurnakan umurmu yang telah ditetapkan. Kemudian kepada-Nya tempat kamu kembali, lalu Dia memberitahukan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.

QS. surat Az-Zumar ayat 42

اَللّٰهُ يَتَوَفَّى الْاَنْفُسَ حِيْنَ مَوْتِهَا وَالَّتِيْ لَمْ تَمُتْ فِيْ مَنَامِهَا ۚ فَيُمْسِكُ الَّتِي قَضٰى عَلَيْهَا الْمَوْتَ وَيُرْسِلُ الْاُخْرٰىٓ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّىۗ اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّقَوْمٍ يَّتَفَكَّرُوْنَ

Allah memegang nyawa (seseorang) pada saat kematiannya dan nyawa (seseorang) yang belum mati ketika dia tidur; maka Dia tahan nyawa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia lepaskan nyawa yang lain sampai waktu yang ditentukan. Sungguh, pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran) Allah bagi kaum yang berpikir.

Rasulullah saw. jika bangun dari tidur maka beliau mengucapkan doa, 

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَحْيَانَا بَعْدَ مَا أَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ النُّشُوْرِ

Segala puji bagi Allah, yang telah membangunkan kami setelah menidurkan kami, dan kepada-Nya lah kami dibangkitkan.

Imam Al-Qurthubi berkata, "Pendapat yang benar adalah bahwa Allah SWT mengangkat Nabi Isa a.s. ke langit tidak dalam keadaan mati dan tidak pula dalam keadaan tidur." Pendapat ini juga yang dipilih oleh Imam Ath-Thobari dan pendapat yang benar yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a..

Allah SWT menyebutkan kisah seputar penyaliban dan pengangkatan Nabi Isa a.s. ke langit di dalam beberapa ayat lain, yaitu,

وَّبِكُفْرِهِمْ وَقَوْلِهِمْ عَلٰى مَرْيَمَ بُهْتَانًا عَظِيْمًاۙ

dan (Kami hukum juga) karena kekafiran mereka (terhadap Isa), dan tuduhan mereka yang sangat keji terhadap Maryam,

وَّقَوْلِهِمْ اِنَّا قَتَلْنَا الْمَسِيْحَ عِيْسَى ابْنَ مَرْيَمَ رَسُوْلَ اللّٰهِۚ وَمَا قَتَلُوْهُ وَمَا صَلَبُوْهُ وَلٰكِنْ شُبِّهَ لَهُمْ ۗوَاِنَّ الَّذِيْنَ اخْتَلَفُوْا فِيْهِ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ ۗمَا لَهُمْ بِهٖ مِنْ عِلْمٍ اِلَّا اتِّبَاعَ الظَّنِّ وَمَا قَتَلُوْهُ يَقِيْنًاۢ ۙ

dan (Kami hukum juga) karena ucapan mereka, “Sesungguhnya kami telah membunuh Al-Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah,” padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh adalah) orang yang diserupakan dengan Isa. Sesungguhnya mereka yang berselisih pendapat tentang (pembunuhan) Isa, selalu dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka benar-benar tidak tahu (siapa sebenarnya yang dibunuh itu), melainkan mengikuti persangkaan belaka, jadi mereka tidak yakin telah membunuhnya.

Maksud ayat 159 dari surah an-Nisaa' di atas adalah bahwa tidak ada seorang pun dari Ahli Kitab kecuali ia beriman kepada Nabi Isa a.s., yaitu ketika ia turun kembali ke bumi sebelum hari kiamat. Ketika itu, semua Ahli Kitab akan beriman kepada Nabi Isa a.s.. Karena ketika itu, Nabi Isa a.s. akan menghapus bentuk jizyah (upeti atau pajak) dan tidak akan menerima kecuali Islam.

Kemudian Allah SWT menjelaskan beberapa bentuk pemuliaan lainnya terhadap Nabi Isa a.s., yaitu Allah SWT akan menjadikan orang-orang yang beriman bahwa Nabi Isa a.s. adalah hamba dan utusan Allah SWT membenarkan ucapan-ucapannya dan mengikuti agamanya, Allah SWT akan menjadikan mereka ini orang-orang yang menang dan unggul atas orang-orang kafir. Maksudnya mereka dijadikan orang-orang yang lebih tinggi dan luhur daripada orangorang kafir. Keunggulan ini kemungkinan bersifat ruhaniyah, maksudnya mereka lebih tinggi dan unggul dibanding orang-orang kafir dalam hal keluhuran akhlak, kesempurnaan perilaku, dekatkepada kebenaran danjauh dari kebatilan. Atau kemungkinan bersifat duniawi, maksudnya, mereka adalah orang-orang yang memegang kekuasaan atas orang-orang kafir. Namun, keunggulan yang bersifat duniawi ini bukanlah sesuatu yang berkesinambungan dan terus-menerus berlaku di setiap waktu, yang mana kenyataan ini menguatkan bahwa keunggulan yang dimaksud adalah keunggulan yang bersifat ruhaniyah atau maknawiyah, bukan yang bersifat duniawi.

Keunggulan dalam hal akidah, luhurnya akhlak dan budi pekerti, kuatnya hujjah dan luhurnya derajat akan terus dimiliki oleh orang-orang yang beriman hingga hari kiamat.

Kemudian setelah itu, tempat kembali kalian semua adalah kepada-Ku pada hari kebangkitan. Lalu Aku akan memutuskan di antara kalian perkara-perkara agama yang kalian selalu berselisih tentangnya.

Kemudian Allah SWT menjelaskan balasan bagi orang yang benar dan yang salah. Adapun orang-orang yang kufur kepada Nabi Isa a.s. dan mendustakannya, mereka adalah kaum Yahudi, maka karena dosa-dosa mereka, bagi mereka siksa di dunia berupa menjadi umat yang hina, ditindas, dibunuh, ditawan, dan mereka dijadikan umat yang dikuasai oleh umat lain. Sedangkan di akhirat, mereka disiksa dengan api neraka jahannam. Di akhirat kelak, mereka tidak menemukan seorang penolong pun.

Adapun orang-orang yang beriman kepada Nabi Isa ?.s., membenarkan kenabiannya dan membenarkan apa yang ia bawa dari Tuhannya, mereka mengerjakan amal saleh dengan melaksanakan segala perintah dan meninggalkan segala larangan, maka Allah SWT akan memberikan kepada mereka pahala mereka secara penuh dan utuh tanpa sedikit pun terkurangi. 

Kemudian Allah SWT menegaskan dan menguatkan kembali penjelasan tentang balasan bagi orang-orang kafir; yaitu bahwa Allah SWT tidak menyukai orang-orang yang berbuat zalim. Maksudnya Allah SWT akan membalas mereka dengan hukuman yang sesuai dan pantas mereka terima secara adil. Atau maksudnya, Allah SWT tidak ingin menzalimi orang-orang yang berbuat zalim dengan menyiksa mereka lebih dari apa yang pantas mereka terima.

Pengisahan tentang Nabi Isa a.s' ini kami kisahkan kepadamu wahai Muhammad' Kisah ini merupakan bukti yang jelas dan kuat akan kebenaran kenabianmu. Karena kisah ini termasuk di dalam kandungan AlQur'an yang penuh hikmah yang menjelaskan berbagai sisi ibrah, keteladanan, hikmah dan pelajaran yang terdapat di dalam beritaberita dan hukum-hukum yang terkandung di Al-Qur'an. Dengan berita dan hukumhukum yang terkandung di dalam Al-Qur'an ini, kaum Mukminin mendapatkan petunjuk kepada kebenaran dan pengetahuan tentang rahasia syariat dan inti ajaran agama. Ayat ini mirip dengan ayat,

ذٰلِكَ عِيْسَى ابْنُ مَرْيَمَ ۚقَوْلَ الْحَقِّ الَّذِيْ فِيْهِ يَمْتَرُوْنَ

Itulah Isa putra Maryam, (yang mengatakan) perkataan yang benar, yang mereka ragukan kebenarannya.

مَا كَانَ لِلّٰهِ اَنْ يَّتَّخِذَ مِنْ وَّلَدٍ سُبْحٰنَهٗ ۗاِذَا قَضٰٓى اَمْرًا فَاِنَّمَا يَقُوْلُ لَهٗ كُنْ فَيَكُوْنُ ۗ

Tidak patut bagi Allah mempunyai anak, Mahasuci Dia. Apabila Dia hendak menetapkan sesuatu, maka Dia hanya berkata kepadanya, “Jadilah!” Maka jadilah sesuatu itu.

Fiqih Kehidupan atau Hukum'Hukum

Para pembawa dakwah Perbaikan dan reformasi, terutama para Nabi selalu dihadapkan pada berbagai bentuk gangguan, permusuhan, penolakan, penentangan, intimidasi, pengusiran dan usaha-usaha pembunuhan. Akan tetapi, hikmah Tuhan menghendaki kebaikan tidak akan bisa redup dan hilang. Maka, oleh karena itu, Allah SWT akan selalu mempersiapkan orang-orang yang menjadi pengikut setia dan pendukung bagi para pembawa dakwah perbaikan dan reformasi.

Seorang pemimpin perlu untuk mengenali dan mengetahui siapa saja orang-orang yang benar-benar ikhlas dan setia untuk menjadi pengikut dan pendukungnya, seperti yang dilakukan oleh Nabi Isa a.s. yang berusaha mengenali para pengikut setia dan para penolongnya. Agar ketika berada dalam kondisi krisis dan sulit, maka ia bisa mengandalkan mereka, sehingga mereka akan membantu memikul beban dakwah. Inilah yang dimaksud oleh ayat, مَنْ اَنْصَارِيْٓ اِلَى اللّٰهِ "siapakah Yang menjadi penolong-penolongku -di dalam menegakkan agama- Allah SWT?." Al-Qur'an surat Ali 'Imron ayat 52

فَلَمَّآ اَحَسَّ عِيْسٰى مِنْهُمُ الْكُفْرَ قَالَ مَنْ اَنْصَارِيْٓ اِلَى اللّٰهِ ۗ قَالَ الْحَوَارِيُّوْنَ نَحْنُ اَنْصَارُ اللّٰهِ ۚ اٰمَنَّا بِاللّٰهِ ۚ وَاشْهَدْ بِاَنَّا مُسْلِمُوْنَ

Ketika kaum bani Israel mengusir Nabi Isa a.s. dan ibundanya, Maryam, maka ia kembali lagi kepada mereka bersama al-Hawaariyyuun dan menyampaikan dakwah kepada mereka dengan terang-terangan. Hal ini menyebabkan mereka ingin membunuhnya dan mereka pun mengadakan konspirasi untuk itu. Ini adalah tipu daya dan konspirasi mereka. Adapun yang dimaksud dengan makrullaah [tipu daya Allah SWT) menurut al-Farra' adalah menipu dan memperdayakan hamba dengan membiarkannya pada keadaannya tanpa ia sadari. Sedangkan menurut Az-Zaiiai, yang dimaksud dengan makrullaah adalah menghukum mereka atas tipu daya yang mereka lakukan. Berarti hal ini masuk kategori menyebutkan sebab, tetapi yang dimaksudkan adalah akibatnya, seperti ayat Al-Qur'an surat Al-Baqoroh ayat 15

اَللّٰهُ يَسْتَهْزِئُ بِهِمْ وَيَمُدُّهُمْ فِيْ طُغْيَانِهِمْ يَعْمَهُوْنَ

Allah akan memperolok-olokkan mereka dan membiarkan mereka terombang-ambing dalam kesesatan.

Al-Qur'an surat An-Nisa ayat 142

اِنَّ الْمُنٰفِقِيْنَ يُخٰدِعُوْنَ اللّٰهَ وَهُوَ خَادِعُهُمْۚ وَاِذَا قَامُوْٓا اِلَى الصَّلٰوةِ قَامُوْا كُسَالٰىۙ يُرَاۤءُوْنَ النَّاسَ وَلَا يَذْكُرُوْنَ اللّٰهَ اِلَّا قَلِيْلًاۖ

Sesungguhnya orang munafik itu hendak menipu Allah, tetapi Allah-lah yang menipu mereka. Apabila mereka berdiri untuk salat, mereka lakukan dengan malas. Mereka bermaksud ria (ingin dipuji) di hadapan manusia. Dan mereka tidak mengingat Allah kecuali sedikit sekali.

Bentuk susunan bahasa seperti masuk kategori ungkapan Al-Musyaakalah (penyesuaian). Ini adalah pendapat yang masyhur, maksudnya pendapat mayoritas ulama'.

Yang benar menurut Para ulama, Yang masuk kategori ulama muhaqqiquun adalah bahwa Allah SWT. mengangkat Nabi Isa a.s' ke langit tidak dalam keadaan mati dan tidur. Pada akhir zaman, ia akan turun kembali ke bumi. Di dalam shahih Muslim diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a., ia berkata, "Rasulullah saw bersabda:

"Sungguh demi Allah, putra Maryam akan turun ke bumi menjadi seorang penguasa yang adil, maka sungguh, ia akan menghancurkan salib, membunuh babi, menghapus jizyah (maksudnya tidak menerima jizyah dari orang-orang kafr, ia hanya mau menerima Islam). Kala itu, unta-unta muda dibiarkan begitu saja, tidak ada satu pun orang yang menginginkannya, perasaan marah, saling benci, saling dendam dan saling hasud hilang orang-orang diajak kepada harta, namun tidak ada seorang pun yang bersedia menerimanya."

Adapun maksud dibersihkannya Nabi Isa a.s. dari orang-orang kafir adalah menyelamatkannya dari apa yang mereka tuduhkan kepadanya, atau menyelamatkannya dari rencana dan konspirasi jahat yang ingin mereka timpakan kepadanya.

Sedangkan tentang ayat, وَجَاعِلُ الَّذِيْنَ اتَّبَعُوْكَ فَوْقَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْٓا اِلٰى يَوْمِ الْقِيٰمَةِ ۚdan menjadikan orang-orang yang mengikuti kamu di atas orangorang yang kafir hingga hari kiamat" dalam hal ini ada dua pandangan. Adh-Dhahhak dan Muhammad bin Aban berkata, "Yang dimaksud orang-orang yang mengikuti Nabi Isa a.s. adalah al-Hawaariyyuun." Sedangkan yang Iainnya mengatakan bahwa perkataan ini ditujukan kepada Nabi Muhammad saw bukan kepada Nabi Isa a.s. Adapun yang dimaksud Al-Fauqiyyah (unggul atau menang) di sini adalah dengan hujjah, bukti dan dalil. Namun, ada pula yang mengatakan unggul dan menang ini adalah dengan kekuatan dan kekuasaan.

Pendapat yang mengatakan bahwa yang dimaksud keunggulan di sini adalah keunggulan dengan hujjah, dalil dan bukti akan kebenaran Islam dalam arti umum, yaitu agama yang dibawa oleh semua Nabi, diyakini oleh para pengikut Nabi Isa a.s., para pengikut Nabi Musa a.s. dan para pengikut Nabi Muhammad saw. adalah pendapat yang lebih kuat. Hal ini seperti ayat, Al-Qur'an surat An-Nur ayat 55

وَعَدَ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِى الْاَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْۖ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِيْنَهُمُ الَّذِى ارْتَضٰى لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِّنْۢ بَعْدِ خَوْفِهِمْ اَمْنًاۗ يَعْبُدُوْنَنِيْ لَا يُشْرِكُوْنَ بِيْ شَيْـًٔاۗ وَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذٰلِكَ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْفٰسِقُوْنَ

Allah telah menjanjikan kepada orang-orang di antara kamu yang beriman dan yang mengerjakan kebajikan, bahwa Dia sungguh, akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh, Dia akan meneguhkan bagi mereka dengan agama yang telah Dia ridai. Dan Dia benar-benar mengubah (keadaan) mereka, setelah berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka (tetap) menyembah-Ku dengan tidak mempersekutukan-Ku dengan sesuatu apa pun. Tetapi barangsiapa (tetap) kafir setelah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.

Adapun bentuk balasan orang-orang kafir adalah, di akhirat disiksa dengan api neraka, sedangkan di dunia adalah dibunuh, disalib, ditawan, menjadi orang yang hina. Sedangkan balasan bagi orang-orang yang beriman yang beramal saleh adalah kebahagiaan, ketenangan dan kedamaian di dunia, sedangkan di akhirat adalah surga. Mereka meraih dua kebahagiaan, dunia dan akhirat.

وَاللّٰهُ اَعْلَمُ بِمُرَادِهِ