DAKWAH APOLOGET ISLAM

AMAR MA'RUF NAHI MUNGKAR

Tampilkan postingan dengan label SHOFWATUTTAFAASIIR. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label SHOFWATUTTAFAASIIR. Tampilkan semua postingan

Senin, 09 Desember 2024

AL-QUR'ANUL KARIM SURAT AL-AHZAB (33) AYAT 51

AL-QUR'ANUL KARIM SURAT AL-AHZAB (33) AYAT 51

(MADANIYYAH)

JUZ 22

تُرْجِيْ مَنْ تَشَاۤءُ مِنْهُنَّ وَتُـْٔوِيْٓ اِلَيْكَ مَنْ تَشَاۤءُۗ وَمَنِ ابْتَغَيْتَ مِمَّنْ عَزَلْتَ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْكَۗ ذٰلِكَ اَدْنٰٓى اَنْ تَقَرَّ اَعْيُنُهُنَّ وَلَا يَحْزَنَّ وَيَرْضَيْنَ بِمَآ اٰتَيْتَهُنَّ كُلُّهُنَّۗ وَاللّٰهُ يَعْلَمُ مَا فِيْ قُلُوْبِكُمْ ۗوَكَانَ اللّٰهُ عَلِيْمًا حَلِيْمًا

Engkau boleh menangguhkan (menggauli) siapa yang engkau kehendaki di antara mereka (para istrimu) dan (boleh pula) menggauli siapa (di antara mereka) yang engkau kehendaki. Dan siapa yang engkau ingini untuk menggaulinya kembali dari istri-istrimu yang telah engkau sisihkan, maka tidak ada dosa bagimu. Yang demikian itu lebih dekat untuk ketenangan hati mereka, dan mereka tidak merasa sedih, dan mereka rela dengan apa yang telah engkau berikan kepada mereka semuanya. Dan Allah mengetahui apa yang (tersimpan) dalam hatimu. Dan Allah Maha Mengetahui, Maha Penyantun.

Jumat, 06 Desember 2024

AL-QUR'ANUL KARIM SURAT AL-FATIHAH (1) AYAT 1

 AL-QUR'ANUL KARIM SURAT AL-FATIHAH (1) AYAT 1

(MAKIYYAH)

JUZ 1

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ(١)

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.

Al-l'rob

Huruf ba dalam بِسْمِ adalah tambahan yang bermakna ilshoq, tetapi menurut pendapat yang rojih ia bermakna isti'aanah. Susunan jar wal-majruur adalah khobar bagi mubtada' yang dihapus (menurut madzhab ulama Basroh), taqdirnya adalah اِبْتَدَائى بِسْمِ اللّٰهِ atau susunan tersebut berkedudukan nashob karena dinashobkan oleh fi'il muqoddar (menurut madzhab imam Kufah), taqdirnya adalah اِبْتَدَأْتُ بِسْمِ اللّٰهِ

ARTI HURUF BA (بِ) PADA BASMALAH

Huruf ba (بِ) adalah huruf jar yang memiliki ta’aluq (ikatan) pada kalimat sebelumnya yang dalam basmalah ini ta’alluqnya dibuang, bila ditampakkan kira-kira berbunyi اَبْتَدِأُ yang artinya "aku memulai",yang mengikuti wazan اِفْتَعَلَ-يَفْتَعِلُ-اِفْتَعَالاً dari fi'il tsulatsi mazid dengan tambahan 2 huruf (بِزِيَادَةِحَرْفٍيْنِ), yang di sebut juga fi'il khumasy. Sehingga bismillah berarti "saya atau kami memulai dengan nama Allah". Dengan demikian kalimat tersebut menjadi semacam doa atau pernyataan dari pengucap. Atau dapat juga diartikan sebagai perintah dari Allah (walaupun kalimat tersebut tidak berbentuk perintah),

Huruf bi (بِ) yang diterjemahkan dengan kata "dengan, bersama" itu dikaitkan dalam benak dengan kata "kekuasaan dan pertolongan". Dengan demikian pengucap basmalah seakan-akan berkata, "dengan kekuasaan Allah dan pertolongan-Nya, pekerjaan yang sedang saya lakukan ini dapat terlaksana".

Pengucapnya seharusnya sadar bahwa tanpa kekuasaan Allah dan pertolongan-Nya, apa yang sedang dikerjakannya itu tidak akan berhasil. Ia menyadari kelemahan dan keterbatasan dirinya tetapi pada saat yang sama-setelah menghayati arti basmalah ini, ia memiliki kekuatan dan rasa percaya diri karena ketika itu dia telah menyandarkan dirinya dan bermohon bantuan Allah Yang Maha Kuasa itu.

Dalam kitab tafsir Mariful Qur’an, Imam Mufthi Shofi Usmani R.A memberikan analisa secara bahasa tentang makna kata bismillah. Menurut beliau kata bismillah terdiri dari 3 suku kata ba (بِ), ismi (اِسْمِ) dan Allah (اَلله). Kata ba (بِ) memiliki 3 konotasi dalam bahasa 'Arob :

1. Mengekspresikan kedekatan antara dua benda yang satu dengan lainnya hampir tidak memiliki jarak yang di sebut dengan makna ilshoq (اِلْصَاقٌ).
2. Mencari pertolongan dari seseorang atau sesuatu
3. Mencari berkah dari seseorang atau sesuatu
Sungguh luas bila seseorang mendalami sekedar arti BA'
(بِ) yang terdapat pada basmalah seperti apa yang pernah di tuturkan oleh Sayyidina Ali K.W. yang dikutip dalam kitab ‘Iaanatuth Thoolibiin:

ِوَلَوْ شِئْتُ لِحَمَلْتُ ثَمَانِيْنَ مِنَ الْإبِلِ لَِأبْلَغَ مَعْنَى حَرْفِ الْبَاءِ فِي جُمْلَة الْبَسْمَلَةِ

“Jika mau aku akan membebani delapan puluh unta untuk memuat makna dari huruf ba (بِ) dalam kalimat basmalah.”

Seperti halnya pernyataan Imam Asy-syarbiiny dalam kitab Al-Iqnaa’:

ِأَنْزَلَ الله عَلَى سَبْعَةٍ مِنْ أَنْبِيَائِهِ مِائَةًَ وَأَرْبَعَةََ كُتُبٍ، َوقَدْ جُمِعَتْ هَذِه الْكُتُبُ كُلَّهَا فِي أَرْبَعَةِ كُتُبٍ هِيَ الْقُرْآنُ وَالتَّوْرَاةِ وَالِْإنْجِيْلُ وَالزَّبُوْرُ. وَهَذِهِ الْكُتُبُ الْأرْبَعَةُ مُجْتَمِعَةٌ فِي كِتَابٍ وَاحِدٍ وَهُوَ الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ

 “Allah menurunkan sebanyak seratus empat kitab kepada tujuh orang Nabi-Nya, dan seluruh kitab tersebut terkumpul dalam empat kitab, yaitu Al-Quran, Taurat, Injil dan Zabur. Dari keempat kitab tersebut terkumpul dalam satu kitab yaitu Al-Quran.

Dan semua surat yang ada dalam Al-Qur`an terkumpul dalam satu surat yaitu Al-Fatihah, dan seluruh ayat yang terdapat dalam Al-Fatihah terkumpul dalam bismillahir rohmanir rohim بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ Ada riwayat lain yang menyebutkan bahwa semua yang terdapat dalam kalimat basmalah terkumpul dalam huruf ba (بِ) dan semua yang terdapat dalam huruf ba (بِ) terkumpul dalam titiknya”.

( فَائِدَةٌ ) قَالَ النَّسَفِيُّ فِي تَفْسِيرِهِ قِيلَ الْكُتُبُ الْمُنَزَّلَةُ مِنْ السَّمَاءِ إلَى الدُّنْيَا مِائَةٌ وَأَرْبَعَةٌ صُحُفُ شِيثٍ سِتُّونَ وَصُحُفُ إبْرَاهِيمَ ثَلَاثُونَ وَصُحُفُ مُوسَى قَبْلَ التَّوْرَاةِ عَشْرَةٌ وَالتَّوْرَاةُ وَالْإِنْجِيلُ وَالزَّبُورُ وَالْفُرْقَانُ وَمَعَانِي كُلِّ الْكُتُبِ أَيْ غَيْرِ الْقُرْآنِ مَجْمُوعَةٌ فِي الْقُرْآنِ وَمَعَانِي كُلِّ الْقُرْآنِ مَجْمُوعَةٌ فِي الْفَاتِحَةِ وَمَعَانِي الْفَاتِحَةِ مَجْمُوعَةٌ فِي الْبَسْمَلَةِ وَمَعَانِي الْبَسْمَلَةِ مَجْمُوعَةٌ فِي بَائِهَا وَمَعْنَاهَا أَيْ الْإِشَارِيُّ بِي كَانَ مَا كَانَ وَبِي يَكُونُ مَا يَكُونُ زَادَ بَعْضُهُمْ وَمَعَانِي الْبَاءِ فِي نُقْطَتِهَا ا هـ قَالَ شَيْخُنَا ، وَالْمُرَادُ بِهَا أَوَّلُ نُقْطَةٍ تَنْزِلُ مِنْ الْقَلَمِ الَّتِي يُسْتَمَدُّ مِنْهَا الْخَطُّ لَا النُّقْطَةُ الَّتِي تَحْتَ الْبَاءِ خِلَافًا لِمَنْ تَوَهَّمَهُ وَمَعْنَاهَا الْإِشَارِيُّ أَنَّ ذَاتَهُ تَعَالَى نُقْطَةُ الْوُجُودِ الْمُسْتَمَدُّ مِنْهَا كُلُّ مَوْجُودٍ ا هـ .

 (Manfaat) Al-Nasafi berkata dalam tafsirnya: Dikatakan bahwa kitab-kitab yang diturunkan dari langit ke dunia ada seratus empat halaman enam puluh delapan, dan halaman Ibrahim ada tiga puluh. Dan gulungan Musa sebelum Taurat ada sepuluh: Taurat, Injil, Mazmur, dan Furqan. Makna semua kitab, kecuali Al-Qur'an, dikumpulkan di dalam Al-Qur'an, dan makna seluruh Al-Qur'an dikumpulkan di Al-Fatihah, dan makna Al-Fatihah dikumpulkan di Basmalah. Makna basmalah dikumpulkan dalam Ba'a dan maknanya, yaitu orang yang menunjukkan “Oleh” adalah “apa yang telah terjadi” dan “Oleh” “adalah” “apa yang akan terjadi.” arti “Ba” ada di dalamnya Titiknya adalah AH, kata Syekh kami, Yang dimaksud adalah titik pertama yang keluar dari pena yang menjadi garisnya, bukan titik di bawah huruf b, berlawanan dengan yang membayangkannya dan maknanya. Indikasinya adalah bahwa diri-Nya, Yang Maha Tinggi, adalah titik keberadaan yang menjadi asal mula segala sesuatu yang ada.

Arti makna BASMALAH termuat dalam huruf Ba(بِ)nya : Menurut Syekh Ibrahim dalam kitab Jauharotut Tauhid artinya "بِمَاشَاءَاللهُ كَانَ, وَبِمَالَْ يََشَاءُلَمْ يَكُنْ" apa yang di kehendaki Allah pasti wujud, dan yang tidak di kehendakiNya tidak akan wujud, Ada juga yang mengartikan sebagai wujud kata isyarat dari "بِي كَانَ مَاكَانَ, وَبِي يَكُوْنُ مَايَكُوْنُ" Hanya sebab Aku (Allah) segala yang telah terjadi dan hanya sebab Aku (Allah) segala yang akan terjadi. Sebagian Ulama ada juga yang menambahkan Makna yang terkandung dalam huruf BA(بِ)teringkas pada NUQTHOH, titik yang ada pada AL-QOLAM (di lauhil mahfuudh) yang menunjukkan bahwa Dzat Allah adalah pusat dari segala sesuatu yang wujud. ( Tuhfatul Habiib I/30-33 ). وَاللهُ اَعْلَمُ بِالصَوَابِ.

ِوَمِمَّا يَتَعَلَّقُ بِالْبَسْمَلَةِ مِنَ الْمَعَانِي الدَّقِيْقَةِ مَا قِيْلَ إِنَّ الْبَاءَ بَهَاءُ الله وَالسّيْنَ سَناَءُ اللهِ وَالْمِيْمَ مَجْدُ اللهِ وَقِيْلَ الْبَاءُ بُكَاءُ التَّائِبِيْنَ وَالسِّيْنُ سَهْوُ الْغَافِلِيْنَ وَالْمِيْمُ مَغْفِرَتُهُ لِلْمُذْنِبِيْنَ
Ada yang mengartikan rahasia di balik makna basmalah :
ب = BAHAA-ULLAAH = Keagungan Allah
س = SANAA-ULLAAH = Kemegahan Allah
م = MAJDULLAAH = Kemuliaan Allah
Ada juga yang mengartikan :
ب = BUKAA-UT TAAIBIIN = Tangisan orang-orang yang bertaubat
س = SAHWUL GHOOFILIIN = Kealpaan orang-orang yang lalai
م = MAGHFIROTUHUU LIL MUDZNIBIIN = Ampunan Allah untuk mereka yang berbuat dosa
Dalam arti seberapapun besar dosa seorang hamba dan kealpaan dia asal dia bertaubat dan menyesal dengan bersimpuh dan menangis dihadapanNya, ampunan Allah selalu terbuka. ( I'aanatuth-Thoolibiin I/4 ).

Diantara pemaknaan الرَّحْمٰنِ dan الرَّحِيْمِ pada اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ memang demikian

الرَّحِيْمِ : Al-Mun'iim bi jalaa-ilin ni'am اَلْمُنْعِمُ بِجَلَائِل النِّعَمِ (Sang Pemberi dengan agung-agungnya kenikmatan)
الرَّحْمٰنِ : Al-Mun'im bi daqaa-iqin ni'am اَلْمُنْعِمُ بِدَقَائِقِ النِّعَمِ (Sang Pemberi dengan rahasia-rahasianya kenikmatan)
Bila menilik secara tekstual yang ada pada kitab I'aanatuth Thoolibiin, kurang lebih uraiannya semacam ini :

َوَالْحِكْمَةُ فِي أَنَّ اللهَ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى جَعَلَ افْتِتَاحَ الْبَسْمْلَةِ بِالْبَاءِ دُوْن غَيْرِهَا مِنَ الْحُرُوْفِ وَأَسْقَطَ الْألِفَ مِنِ اسْمِ وَجَعَلَ الْبَاءَ فِي مَكَانِهَا أَنَّ الْبَاءَ حَرْفُ شَفَوِيٍّ تُْنْفَتَحُ بِهِ الشَّفَّةُ مَا لاَ تُنْفَتَحُ بِغَيْرِهِ وَلِذَلِكَ كَانَ أَوَّلُ انْفِتَاحِ فَمِّ الذُّرَةِ الِْإنْسَانِيَّةِ فِي عَهْدٍ أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ بِالْبَاءِ فِي جَوَابِ بَلَى 

Hikmah Allah menjadikan permulaan BASMALAH dengan huruf BA bukan dengan huruf lainnya dan menghilangkan huruf Alif pada kalimat ISMUN dan meletakkan huruf ba di tempatnya :

Huruf BA (ب ) adalah huruf yang keluar dari bibir yang saat mengucapkannya bibir terbuka berbeda dengan huruf bibir lainnya (Mim-م dan Wau-و) seperti halnya saat terbukanya bibir embrio janin manusia kala kala dalam rahim ibunya saat mengikat janji dengan Allah "Bukankah aku Tuhanmu ? janin tersebut menjawab dengan kalimat yang diawali dengan BA (ب )  juga yaitu بَلَى yang artinya, Ya Engkaulah Tuhanku. (I'aanatuth Thoolibiin I/5).

َأَنَّ الْبَاءَ حَرْفُ شَفَوِيٍّ تُنْفَتَحُ بِهِ الشَّفَّةُ مَا لَا تُنْفَتَحُ بِغَيْرِهِ وَلِذَلِكَ كَان أَوَّلُ انْفِتَاحِ فَمِّ الذُّرَّةِ اْلِإنْسَانِيَّةِ فِي عَهْدٍ أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ بِالْبَاءِ فِي جَوَابِ بَلَى وَأَنَّهَا مَكْسُوْرَةٌ أَبَدًا
فَلَمَّا كَانَتْ فِيْهَا الْكَسْرَةُ وَاْلاِنْكِسَارُ فِي الصُّوْرَةِ وَاْلمَعْنَى وَجَدَتْ شَرَفُ اْلعِنْدِيَّةِ مِنَ اللهِ تَعَالَى كَمَا قَالَ أَنَا عِنْدَ اْلمُنْكَسِرَةِ قُلُوْبُهُمْ بِخِلاَفِ اْلأَلِفِ فَإِنَّ فِيْهَا تَرُفَّعًا وَتَكَبُّرًا وَتَطَاوُلاً فَلِذَلِكَ أَسْقَطَتْ
Huruf Ba (ب ) adalah huruf JAR yang senantiasa dibaca KASR0H (pecah, kalah) menunjukkan keagungan Tuhan dan kebutuhan seorang hamba yang hatinya senantiasa diliputi rasa gelisah (baca pecah) seperti dalam setiap munajat seorang hamba "Aku adalah hamba yang hatinya selalu terpecah" berbeda dengan alif (ا) yang menunjukkan arti tinggi, sombong, panjang, karenanya alif (ا) digugurkan dalam lafadz BASMALAH. [ Iaanah Atthoolibiin I/5 ].
Menurut sebuah pendapat :
وَقِيْلَ: لَمَّا أَسْقََطُوْا اْلأَلِفَ رَدُّوْا طَوْلَ اْلأَلِفِ عَلَى اْلبَاءِ لِيَكُوُنَ دَالًا عَلَى سُقُوْطِ اْلأَلِفِ، أْلاَ تْرَى أَنَّهُ لَمَّا كُتِبَتِ اْلأَلِفُ فِي اِقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ ( 1-العلق ) رُدَّتِ اْلبَاءُ إِلَى صِيْغَتِهَا وَلَا تُحْذَفُ اْلأَلِفُ إِذَا أُضِيْفُ اْلاِسْمُ ِإِلَى غَيْرِ اللهِ وَلَا مَعَ غَيْرِ اْلبَاء
Dikatakan : Alasan alif tidak digugurkan dalam surat Al-Alaq karena ISMI بِاسْمِ ) yang ada disana tidak diidhofahkan pada lafadz Allah... Gugurnya alif (ا) batasannya bila ISMI  بِاسْمِ )  diidhofahkan pada lafadz Allah dan di jarkan dengan huruf Ba'(ب ). ( Tafsiir Baghowy ).

Syekh Muhammad bin Umar An-Nawawi Al-Bantani di dalam kitab Tanqihul Qaul Al-Hatsits fi Syarhi Lubbabil Hadits karangan Syaikh Jalaluddin As-Suyuthi. Beliau merangkan bahwa kalimat (بسم الله الرحمن الرحيم) yang terdiri atas huruf ba (ب ), sin (س), mim (م), Allah (الله), Ar-Rohman (الرحمن), dan Ar-Rohim (الرحيم) terdapat makna di baliknya:

1-, huruf (ب) mengandung arti (بارئ البرايا), yakni pencipta manusia.

2-, huruf (س) mengandung arti (ستار الخطايا), yakni penutup kesalahan-kesalahan.

3-, huruf (م )mengandung arti (المنان بالعطايا), yakni Yang Maha dermawan/murah hati dengan pemberian-pemberian.

4-, lafal (الله) yang mengandung arti (كشف البلايا), penyingkap kesusahan/musibah.

5-, (الرحمن) mengandung arti (مطي العطايا), yakni Maha pemberi segala pemberian.

6-, (الرحيم) mengandung arti (غافر الخطايا), yakni pengampun segala kesalahan.

Demikianlah penjelasan Syekh Imam An-Nawawi Al-Bantani tentang makna di balik kalimat Bismillah yang sering kita ucapkan.

Bismilah termasuk lafal yang sering diucapkan setiap hari. Penting untuk setiap Muslim mengetahui arti (بسم الله الرحمن الرحيم) Dengan mengetahui artinya, kita akan tahu manfaat dan keistimewaan lafal ini.
Syaikh Imam Jalaluddin As-Suyuthi mencantumkan beberapa fadlilah dan juga keistimewaanya yang di curahkan dalam kita Lubbabul hadits:
1- - H.R. Imam Muslim Rosulullah Shollallahu ‘Alaihi wa sallam bersabda.
قال صلى الله عليه وسلم: {مَا مِنْ عَبْدٍ يَقُولُ بِسْمِ الله الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ إلاَّ ذَابَ الشَّيْطَانُ كَما يَذُوْبُ الرَّصَاصُ عَلَى النَّارِ
“Tidak ada dari seorang hamba yang membaca bismillahirrahmanirrahim kecuali setan hancur sebagaimana hancurnya timah di atas api.”
وقال صلى الله عليه وسلم: {مَا مِنْ عَبْدٍ يَقُولُ بِسْمِ الله الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ إلاَّ أمَرَ الله تَعَالى الكِرَامَ الكَاتِبْينَ أن يَكْتُبُوا في دِيوَانِهِ أرْبَعْمَائَةِ حَسَنَةٍ
Seperti yang kita ketahui ada yang berpendapat bahwa بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ itu bukan ayat pertama dari surat Al-Fatihah Melainkan salah satu ayat dari surat An-Naml (27) ayat 30
اِنَّهٗ مِنْ سُلَيْمٰنَ وَاِنَّهٗ بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ ۙ
Sesungguhnya (surat) itu dari Sulaiman yang isinya, “Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang,

H.R Imam Abu Dawud dan Imam At-Tirmidzi dan dishohihkan oleh Syaikh Al-Albani Dari ‘Umar bin (Abi) Salamah Rodhiyallahu 'Anhu

سَمِّ اللهَ وَكُلْ بِيَمِيْنِكِ وَكُلْ مِمَّ يَليْكَ
Sebutlah nama Allah Ta’ala, makanlah dengan tangan kananmu, dan makanlah apa yang ada di dekatmu. (Muttafaqun ‘alaih).
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menceritakan:
قَاَلَ إِبْلِيْسُ : كُلُّ خَلْقَكَ بَيَّنْتَ رِزْقَهُ, فَفِيْمَ رِزْقِيْ؟ قَالَ : فِيْما لَمْ يُذْكَرْ اسْمِيْ عَلَيْهِ
Iblis berkata kepada Allah: “Setiap makhluk-Mu telah Engkau terangkan rizkinya. Mana rizkiku?” Kemudian Dia menjawab: “Pada makanan yang tidak disebut nama-Ku padanya”. (Lihat Ash-Shohihah, 708).

FADLILAH DAN KEUTAMAANNYA

1. Lebih Mendekatkan Diri Kepada Allah

حَدَّثَنَا أَبِي، حَدَّثَنَا جَعْفَرُ بْنُ مُسَافِرٍ، حَدَّثَنَا زَيْدُ بْنُ الْمُبَارَكِ الصَّنْعَانِيُّ، حَدَّثَنَا سَلَّامُ بْنُ وَهْبٍ الجَنَديّ، حَدَّثَنَا أَبِي، عَنْ طَاوُسٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ؛ أَنَّ عُثْمَانَ بْنَ عَفَّانَ سَأَلَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عن بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ. فَقَالَ: “هُوَ اسْمٌ مِنْ أَسْمَاءِ اللَّهِ، وَمَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ اسْمِ اللَّهِ الْأَكْبَرِ، إِلَّا كَمَا بَيْنَ سَوَادِ الْعَيْنَيْنِ وَبَيَاضِهِمَا مِنَ الْقُرْبِ”
Telah menceritakan kepada kami ayahku, telah rnenceritakan kepada kami Ja’far ibnu Musafir, telah menceritakan kepada kami Zaid ibnul Mubarok As-San’ani, telah menceritakan kepada kami Salam ibnu Wahb Al-Jundi. telah menceritakan kepada kami ayahku, dari Tawus, dari Ibnu Abbas, bahwa Utsman bertanya kepada Rasulullah Saw. tentang basmalah. Beliau menjawab: Basmalah merupakan salah satu dari nama-nama Allah; antara dia dan asma Allahu Akbar jaraknya tiada lain hanyalah seperti antara bagian hitam dari bola mata dan bagian putihnya karena saking dekatnya

2.Kalimat Basmalah Adalah Firman Allah S.W.T Yang Sangat Istimewa
وَقَدْ رَوَى ابْنُ مَرْدُويه، مِنْ حَدِيثِ يَزِيدَ بْنِ خَالِدٍ، عَنْ سُلَيْمَانَ بْنِ بُرَيْدَةَ، وَفِي رِوَايَةٍ عَنْ عَبْدِ الْكَرِيمِ أَبِي أُمَيَّةَ، عَنِ ابْنِ بُرَيْدَةَ، عَنْ أَبِيهِ؛ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: “أُنْزِلَتْ عَلَيَّ آيَةٌ لَمْ تَنْزِلْ عَلَى نَبِيٍّ غَيْرِ سُلَيْمَانَ بْنِ دَاوُدَ وَغَيْرِي، وَهِيَ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ”
Ibnu Murdawaih meriwayatkan dari hadits Yazid ibnu Khalid, dari Sulaiman ibnu Buraidah; sedangkan menurut riwayat lain dari Abdul Karim Abu Umayyah, dari Abu Buraidah, dari ayahnya, bahwa Rasulullah bersabda: Telah diturunkan kepadaku suatu ayat yang belum pernah diturunkan kepada seorang nabi pun selain Sulaiman ibnu Daud dan aku sendiri, yaitu bismillahir rahmanir rahim (Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang).”

1. Menghancurkan Syaithon

Rosulullah Shollallahu ‘Alaihi wa sallam bersabda.

إِذَا دَخَلَ الرَّجُلُ بَيْتَهُ فَذَكَرَ اللَّهَ عِنْدَ دُخُولِهِ وَعِنْدَ طَعَامِهِ قَالَ الشَّيْطَانُ لَا مَبِيتَ لَكُمْ وَلَا عَشَاءَ وَإِذَا دَخَلَ فَلَمْ يَذْكُرْ اللَّهَ عِنْدَ دُخُولِهِ قَالَ الشَّيْطَانُ أَدْرَكْتُمْ الْمَبِيتَ وَإِذَا لَمْ يَذْكُرْ اللَّهَ عِنْدَ طَعَامِهِ قَالَ أَدْرَكْتُمْ الْمَبِيتَ وَالْعَشَاءَ

Apabila salah seorang masuk ke rumahnya dan mengingat Allah (berdzikir) ketika masuknya dan ketika makan, maka setan berkata : “Tidak ada tempat istirahat dan makan malam untuk kalian”. Dan apabila ia masuk dan tidak mengingat Allah ketika masuk, maka setan berkata :”Kalian telah mendapatkan tempat istirahat dan makan malam.(1)

Rosulullah Shollallahu ‘Alaihi wa sallam bersabda.

سَتْرُ بَيْنَ أَعْيُنِ الْجِنِّ وَبَيْنَ عَوْرَاتِ بَنِي أَدَمَ إِذَا وَضَعَ أَحَدُهُمْ شَوْبَهُ أَنْ يَقُولُ بسْم اللّه

Penghalang antara mata jin dan aurat Bani Adam, apabila salah seorang dari mereka melepas pakaiannya, ialah dengan membaca bismillah”(4)

- H.R Imam Ahmad Ibnu Hambal Yang Tertera Dalam Kitab Musnadnya

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ، حَدَّثَنَا شُعْبَةُ، عَنْ عَاصِمٍ، قَالَ: سَمِعْتُ أَبَا تَمِيمَةَ يُحَدِّثُ، عَنْ رَدِيفِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: عَثَرَ بِالنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقُلْتُ: تَعِس الشَّيْطَانُ. فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: “لَا تَقُلْ تَعِسَ الشَّيْطَانُ. فَإِنَّكَ إِذَا قُلْتَ: تَعِسَ الشَّيْطَانُ تَعَاظَمَ، وَقَالَ: بِقُوَّتِي صَرَعْتُهُ، وَإِذَا قُلْتَ: بِاسْمِ اللَّهِ، تَصَاغَرَ حَتَّى يَصِيرَ مِثْلَ الذُّبَابِ
Telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Ja’far, telah menceritakan kepada kami Syu’bah, dari Asim yang mengatakan bahwa ia pernah mendengar dari Abu Tamim yang menceritakan hadis dari orang yang pernah membonceng Nabi Saw. Si pembonceng menceritakan: Unta kendaraan Nabi Saw. terperosok, maka aku mengatakan, “Celakalah setan.” Maka Nabi Saw. bersabda, “Janganlah kamu katakan, ‘Celakalah setan,’ karena sesungguhnya jika kamu katakan demikian, maka ia makin membesar, lalu mengatakan, ‘Dengan kekuatanku niscaya aku dapat mengalahkannya.’ Tetapi jika kamu katakan, ‘Dengan nama Allah,’ niscaya si setan makin mengecil hingga bentuknya menjadi sebesar lalat.”

2. Di Lipat Gandakan Kebaikan Hingga 400x

- H.R. Imam Muslim

وقال صلى الله عليه وسلم: مَا مِنْ عَبْدٍ يَقُولُ بِسْمِ الله إلاَّ أمَرَ الله تَعَالى الكِرَامَ الكَاتِبْينَ أن يَكْتُبُوا في دِيوَانِهِ أرْبَعْ مَائَةِ حَسَنَةٍ

Tidak ada dari seorang hamba yang membaca kalimat bismillah, kecuali Allah memerintahkan malaikat mencatat amal untuknya empat ratus kebaikan.”

3.Allah Akan Menghapus Dosa-dosa

- H.R Mutaffaqun Alaih

وقالَ صلى الله عليه وسلم:مَنْ قَالَ بِسْمِ الله الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ مَرَّةً لَمْ يَ بْ قَ مِنْ ذُ نُوبِهِ ذَرَّةٌ

Barangsiapa yang membaca kalimat bismillah, maka tak tersisa sedikitpun dari dosa-dosa yang kecil.”

4. Di Masukan Dalam Golonga Orang Yang Baik

- H.R Imam Abu Daud

وقال صلى الله عليه وسلم: مَنْ قَالَ بِسْمِ الله الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ كُتِبَ اسْمُهُ مِنَ الأبْرَارِ وَبرِىءَ مِنَ الكُفْرِ والنفاقِ

Barangsiapa yang membaca kalimat bismillah, maka namanya akan ditulis sebagai orang yang baik dan terbebas dari kekafiran dan kekufuran.”

5. Allah Hindarkan Dari Berbagai Macam Fitnah

- H.R Mutaffaqun 'Alaih

وقال صلى الله عليه وسلم: إذا قُمْتُمْ فَقُولُوا بِسْمِ الله الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ فإنَّ النَّاسَ إذا اغْتَابُوكُمْ يَمْنَعُ هُمْ الملك عَنْ ذالِكَ

Jika kalian berdiri maka ucapkanlah kalimat bismillah, sungguh apabila ada manusia yang memfitnah kalian, maka malaikat akan mencegah mereka dari perbuatan tersebut.”

6. Allah Datangkan Keberkahan Dalan Hidup

- H.R Imam Abu Daud

Setiap perkara penting yang tidak dimulai dengan bacaan bismillah, maka amalan tersebut terputus berkahnya.”

- H.R Imam Ahmad Hal 2 No.359 Dari Abu Huroiroh R.A

كُلُّ كَلَامٍ أَوْ أَمْرٍ ذِي بَالٍ لَا يُفْتَحُ بِذِكْرِ اللهِ فَهُوَ أَبْتَرُ – أَوْ قَالَ : أَقْطَعُ

“Setiap perkataan atau perkara penting yang tidak dibuka dengan dzikir pada Allah, maka ia terputus.”

Kata "أَبْتَرُ" mengandung makna kurang atau tidak maksaimal, kata ini adalah sebutan untuk hewan yang salah satu dari kakinya terputus. Dimana kita bisa sangat memahami apabila seekor hewan tidak memiliki kaki yang sempurna, maka hewan itu menjadi hewan yang murah harganya, bahkan kurang laku bila dipasarkan. Sehingga sebagian besar ulama memaknainya dengan ;

"terputusnya kebarokahan dari amalan yang tidak dimulai dengan dzikir kepada Allah SWT"

Amalan yang dimaksud adalah seluruh perbuatan baik yang dilakukan oleh kita. Baik dalam bentuk batiniah maupun lahiriyah.Menurut pendapat Syaikh Syu’aib Al-Arnauth beliau mengatakan bahwa sanad hadits ini dlo’if

H.R. Ibnu Hibban

كُلُّ أَمْرٍ ذِيْ بَالٍ لاَ يُبْدَأُ فِيْهِ ببسم الله فهو أبتر

“Segala urusan penting yang tidak diawali bismillah, maka akan berkurang (atau bahkan hilang) keberkahannya”.

H.R. Ibnu Majah

كُلُّ أَمْرٍ ذِى بَالٍ لاَ يُبْدَأُ فِيهِ بِالْحَمْدِ أَقْطَعُ

Setiap perkara penting yang tidak dimulai di dalamnya dengan ‘alhamdu’, maka berkahnya terputus.”

- H.R Imam Al-Khothib Dari Abu Huroiroh R.A

كُلُّ أَمْرٍ ذِيْ بَالٍ لاَ يُبْدَأُ فِيْهِ بِـ : بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ فَهُوَ أَبْتَرُ

“Setiap perkara penting yang tidak dimulai dengan ‘bismillahirrahmanir rahiim’, amalan tersebut terputus.” (Tercantum dalam kitab Al-Jami’, dari jalur Ar-Rohawai dalam Al-Arba’in, dan As-Subki dalam Thobaqothnya)

Allah Buatkan Tempat Dalam Syurga

فَقَدْ رَأَيْتُ بِضْعَةً وَثَلَاثِينَ مَلَكًا يَبْتَدِرُونَهَا” لِقَوْلِ الرَّجُلِ: رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ حَمْدًا كَثِيرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيهِ
Sesungguhnya aku melihat lebih dari tiga puluh malaikat berebutan (mencatat) perkataan seorang lelaki yang mengucapkan, ‘rabbana walakal hamdu hamdan ka’siran tayyiban mubarakan fihi’ (Wahai Tuhan kami, bagi-Mulah segala puji dengan pujian yang sebanyak-banyaknya, baik lagi diberkati).

Dalam kitab kuning Al-Mawsu’ah Al-Fiqhiyyah  menganjurkan beberapa kegiatan yang dimulai dengan membaca bismillah, diantaranya :

  1. Saat memulai membaca Al-Qur’an sekaligus dzikir
  2. Saat mulai menaiki kendaraan ataupun perahu
  3. Saat memasuki rumah, baik di masjid dan keluar dari rumah/masjid
  4. Saat menghidupkan lampu dan mematikan lampu
  5. Sebelum memulai bersetubuh (bagi yang sudah halal)
  6. Pada saat imam menaiki mimbar
  7. Pada saat hendak tidur
  8. Pada saat melakukan shalat sunnah
  9. Pada saat menutup bejana (Wadah)
  10. Pada saat memulai menulis/mengetik
  11. Pada saat menutupkan mata mayit dan hendak memasukkannya kedalam kuburan
  12. Pada saat meletakkan tangan ketika hendak membaca do’a ruqyah (pada tubuh yang sakit)[5]
Dalam kitab tersebut juga menjelaskan bahwa bacaan “basmalah” mempunyai kalimat lengkapnya yakni “بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ”. Apabila kita lupa membaca basmallah atau bahkan melupakannya secara sengaja, maka hukumnya tidak ada dosa untuk kita. Namun jika kita mengucapkan basmallah saat memulai sesuatu kegiatan, maka kita berpahala.[6]